Home » » Ayah Tiriku

Ayah Tiriku

Namaku sebut saja deh Nando, nama
yang keren kan? Sekarang aku
sedang bingung akibat Papaku yang
seksi itu loh, agaknya memang dia
rada-rada biseks gitulah, soalnya dia
masih tidur sama Mama tetapi dia
juga sering mengajakku berfantasi
"syurr" dengannya. Pekerjaanku
setiap hari selalu dan selalu
merenungi nasib, duh pusing aku
jadinya. Ini semua salah siapa
sebenarnya? aku tak tahu, apakah ini
salah ayah tiriku ataukah salah
Mamaku yang selalu memgabaikan
aku. Dan agaknya akhir-akhir ini
Mamaku selalu hanya akrab dengan
Papaku, sebenarnya aku agak
cemburu sih kalau melihat mereka
sedang berpelukan, berciuman, ah
pokoknya membuat iri.
Seperti biasa aku selalu merenung,
paling-paling aku hanya melamun
setiap hari di depan pintu atau
seringkali aku surfing internet
teknologi yang satu ini memang
membuatku tergodasetiap harinya
aku selalu melihat situs situs porno di
dunia maya ini. Dan karena aku
tertarik iklan situs gay yang terkenal
maka suatu hari aku subcribe. Wah,
isinya komplit semua. Dari yang Asia
sampai yang selalu bikin "horny" aku,
yaitu cowok cowok bule.
Saat inii aku duduk di salah satu
bangku sekolah di sekolah favorite
yang megah, tetapi itu tidak
membuatku senang apalagi gembira,
karena Ayahku tercinta telah tiada.
Mungkin juga akibat Papa kandungku
telah meninggal makanya dimulailah
petualangan seruku di dunia gay
yang panas ini.
Sampai suatu hari Mama
memutuskan untuk menikah dengan
seorang pria, aku sungguh terkejut
mendengarnya dan sekaligus tidak
menerima akan hal ini.
"Ma, aku tidak setuju Mama menikah
lagi, Mama udah lupa apa yah sama
Papa?" tanyaku.
"Kamu harus punya ayah nak, Mama
sudah tak sanggup terus bersedih
hati," Mama membalas kata kataku
sambil memohon dengan tangan nya.
Aku bersikeras untuk tidak
menanggapinya, oleh karena itu aku
melakukan aksi demo dengan cara
diam alias tutup mulut sampai kira-
kira beberapa hari lamanya.
"Ma, sekali lagi aku mohon Ma,
jangan lupakan ayah Ma!"
Agaknya kata-kataku tidak
didengarnya.
Selang beberapa hari kemudian
ketika aku pulang sekolah mataku
terbelalak ketika di meja dapur
tergeletak secarik kertas undangan.
Oh tidak, ternyata itu adalah kartu
undangan perkawian antara Mama
dengan seorang laki-laki bernama
Andrew. Mataku berlinang air mata
dan suaraku mendadak terdiam
seperti melihat hantu saja. Aku tidak
bisa berkata apa-apa. Begitu malam
harinya Mama sepeerti biasa pulang
kerja.
"Mah, Mama masih nekat yah? Yah
sudah lah Nando nggak mau lagi
ngomong sama Mama lagi!"
"Terserah kamu Nan, Mama juga
sudak capek mendengar
rengekanmu."
Sejak hari itu aku tidak pernah
bicara, tatap muka, ataupun sekedar
berpamitan sekolah. Pas hari
perkawinan Mama, aku sengaja
minggat ke rumah nenek di Jakarta
Barat. Berangkat sekolah pun aku
juga berangkat dari rumah nenek.
Karena aku sangat kangen ke rumah
apalagi dengan komputer
kesayanganku itu, karena dengan
komputer itu hobi-hobiku menyelusuri
situs gay terpenuhi. Kayaknya aku
sedikit "mupeng" kalau tidak sedikit
melihat-lihat sesuatu yang berbau
gay dan cowok-cowok seksi di
internet. Apalagi yang berbau bau
cowok bule yang seksi. Karena
sangat kangen seminggu kemudian
aku pulang ke rumahku yang
nyaman. Hari sudah malam tetapi
Mama dan suaminya belum pulang
juga dari kantornya.
Terdengar suara mobil, tetapi aku
tidak menghiraukannya, apalagi
melihatnya, aku teruskan pekerjaan
rutinku yaitu meng-update website-
ku tentang gay karena pekerjaan ini
sangat mengasyikan, dan pekerjaan
ini rutin kulakukan setiap minggu,
sambil update aku juga biasa
berjelajah ke situs gay lainnya.
Sampai tiba-tiba pintu terketuk
dengan pelannya, "Nando kamu di
dalam kamar yah?" Terdengar suara
yang halus tapi seksi seorang pria
tetapi tidak kugubrisketukan itu dan
belum kubukakan pintu karena aku
masih men-download picture gay.
Sesosok pria ganteng melangkah
masuk ke ruanganku dengan suara
langkah-langkahnya yang cool-lah
pokoknya. Kulihat dari monitor
komputerku yang memamtulkan
cahaya lampu kamarku sesosok pria
jantan berbodi "hot" membuatku
"horny", lalu disketku yang penuh
dengan foto-foto bugil itu
kukeluarkan dari floppy-nya, yah
isinya sudah bisa ditebak, yaitu file
gambarcowok bule yang lagi "naked".
Maksudku adalah inginku upload ke
site-ku itu.
Tiba-tiba aku dipeluk seorang pria
yang berbadan kekar dan berbau
harum parfum yang sangat
membiusku, dari kemejanya yang
sudah tipis itu kulihat bahwa dia
berbulu dada yang lebat, dan tiba-
tiba sambil menciumku, dia berkata,
"Jadi ini anak Papa yah? cakep juga
yah."
"Teruskan bermain komputer biar
pinter yah!"
"Biar pintar?"
"Papa ke kamar mandi kamu yah
soalnya air panas di kamar mandi
sebelah sedang rusak."
Hah! mimpi apa aku semalam di
rumah nenek? Papaku begitu
ganteng, gumamku. Sejenak aku
melihat ke sekitar ruanganku. Hah!
Papa sedang mandi tak menutup
pintunya, tetapi dia tetap santai tak
menganggapku. Badannya yang
kekar berbulu dan yang penting lagi
"barang ajaib"-nya yang kata orang
di bilang "kontol" dia usap-usap
dengan sabun mandiku yang ada di
kamar mandi sekaligus kamar
masturbasiku setiap hari, terang saja
batang kemaluannya itu bereaksi
dengan cepat.
Oh my God! besar sekali sekitar 23
cm. Tampak dari kejauhan batang
kemaluannya yang berwarnaputih ke
coklatan lalu dia selesai mandi,
dengan dibalut dengan handuk ku
yang tipis, ia melangkah ke depanku
dengan PD-nya, karena wajar saja
dengan bodinya yang hot itu semua
orang pasti tambah PD, padahal aku
yang sedang download gay movie,
datang dari belakangku langsung
memelukku.
"Hah, kamu ini sedang apa Nando?"
tanyanya.
"Papa nggak percaya, kamu
ternyata.."
Tapi entah kenapa dan bagaimana
Papa ikut melihat film yang selesai
ku-download. Sungguh film yang hot
membuatku terbakar dengan fantasi-
fantasi yang tersirat pada film itu.
Tiba-tiba telingaku terasa basah dan
rasa-rasanya ada sebuah benda
berdaging yang basah bergerak
membuatku tambah nafsu berat. Lalu
Papaku dengan suara lembut nan
seksinya berkata,
"Sini kamu Papa ajarin, gini-gini Papa
dulu juga pernah kayak kamu waktu
Papa sekolah."
Seperti pemerkosa, tiba-tiba Papaku
memelukku dengan dadanya yang
bikin "horny", lalu diciumnya dan
dikulumnya mulutku yang kata
teman-temanku "cute" ini. Oh suck,
dia mengurut-urut batangannya.
Dijilatinya bajuku, wah padahal aku
masih berpakaian lengkap loh!
Daerah sekitar putingku dijilati hingga
baju kubasah oleh air liur nafsunya.
Tangannya mulai masuk ke bajuku
dan membelai-belai dan menggesek-
gesekkan tangannya ke puting
dadaku. Akibat tak sabar maka dia
membuka perlahan bajuku, celanaku.
sampai tertinggal CD saja di kulitku.
"Nando ayo donk, gimana sih udah
diajak Papa juga!"
"Papa kok.."
Aku terbelalak mendengar
perkataannya yang mengejutkanku,
ternyata di balik badannya yangseksi
itu ternyata dia pernah jadi gay
waktu muda dulu.
"Udah nikmatin aja yah nak."
Dia langsung menyerangku, dia
mencari-cari puting dadaku, lalu dia
menghisap dan menjilatinya, dan aku
mengerang-ngerang tak tahan
merasakannya, segera dia meraba
CD-ku yang sudak sesak dengan
batangan 18 cm yang sudah tegang
dari tadi dan kayaknya juga sudah
dibanjiri precum=ku yang bening.
"Ah.. Ah.. terus Pah." Kuarahkan
semua nafsu dan darahku ke batang
kemaluanku agar batang
kemaluanku menjadi tegang dan
keras seperti ujung rudal. Dia makin
menjadi-jadi dan akhirnya
menghisapku dengan kuat.
"Papa, Nando pengen punya Papa
donk!" Dia mengangguk lalu kami
berganti posisi "69". Nikmatsekali
rasanya, kujilati batangannya yang
berbulu lebat sekali, dengan sesekali
kukocok lalu kuhisap lagi. Papaku
mengerang, "Arrgghh.." karena dia
sudah tegang dengan kerasnya lalu
diaberkata, "Nando, Papa mau
masukin kamu yah?" Langsung saja
kemaluanku dilumuri dengan
ludahnyayang mengalir deras seperti
liur serigala kelaparan, dan tiba-tiba
tangannya memainkan jarinya ke
anusku agar tidak sakit nantinya..
Selanjutnya sebuah batangan keras
dan panjang juga tebal menembus
anusku "Ah.. Papa.." Rasasakit luar
biasa meliputi tubuhku, tetapi Papa
tidak memperhatikan mimik mukaku
yang sudah capai menahan
batangannya yang gajah itu. "Pah,
Nando capek Pah." Dia terus bergerak
maju mundur menikmati anusku
yang sudah mekar akibat
batangannya. Kucoba dengan
menikmati goyangannya yang agak
"Hardcore" itu, dan sesekali kukocok
kemaluanku. Sampai tiba-tiba keluar
rasa nikmat yang tak tertahankan,
"Pah Nando mau keluar Pah," Tiba-
tiba batanganku menegang keras
sekali dan "Crot.." batanganku tiba-
tiba mengeluarkan cairan putih yang
kental sekali dan kuarahkan sangat
banyak ke muka Papa. "Pap, Nando
ada hadiah nih, aargh.." Ah, rasanya
seperti terbang ke awang-awang,
"Nando kamu ternyata jagu semprot
yah," dia malah senang sekali
kelihatannya.
Papa terus goyangkan badan sampai
sesaat batangannya menegang tinggi
langsung gerakannya menjadi-jadi
layaknya lokomotif kereta api dan
dicabut dari anusku "Ahh.. Crot.."
batangannya mengeluarkan sperma
yang basah, dan ternyata dia
membalasku. Dia membalasku
dengan menembakannya ke arahku
tepat di wajahku.
"Ahh.. Nando Papa bener khan, Papa
juga bisa."
"Iya Pap, mulai sekarang Nando jadi
anak Papa deh."
Setelah itu kami saling berpelukan
tanpa busana sedikit pun. Sesaat
setelah kami melepas lelah masing-
masing kemudian aku menariknya
kembali untuk minta mengulanginya
lagi. Kami dua kali melakukanya
sampai terkuras semua nafsu kami
semua.
Diawali dengan meminum obat
berlabel Viagra yang tersimpan di
saku celana Papa. Seperti anjing
kami melakukan dengan terburu-buru
mengingat waktu sudah menunjukan
bahwa Mama sebentar lagi pulang.
Tetapi dengan nafsu yang makin
membara dan membakar tubuh
kami. Papa melumuri diriku dengan
"gel" yang hot habis deh pokoknya.
Dan dia melakukan hal yang sama
dengan tubuhnya. Oh my god, "gel"
ini membuat badanya menjadi super
"macho", dan tanpa adagan kulum
mengulum langsung saja dia
memintaku menungging dengan
posisi pantatku di depan batang
kemaluannya.
Setelah setengah jam bergerak maju
mundur akhirnya kejadian paling hot
terjadi lagi."Ahhgg.. Crot.."
batangannya meledak-ledak dengan
peluru cairnya yang hangat itu. Kami
rasa nafsu kami benar-benar habis
untuk kali ini, Papa mengambil nafas
lega. Oh, aku seperti di surga.
"Pap besok ajarin Nando lagi yah,
abis gede banget sih."
"Iya deh."
Lalu Papa memelukku erat
-erat.
Sejak saat itu aku dekat dengan
Papa. Setiap hari kami melakukan hal
itu karena kami sama-sama
hiperseks. Kami haus akan seks
untuk setiap hari. Dan agaknya
jadilah aku anak Papa bukan anak
Mama lagi, sampai sekarang aku
masih terus diajari oleh Papatanpa
sepengetahuan Mama, dan kami jadi
semakin dekat dan akrab. Oh Papaku
Andrew yang kusayang selamanya.
Sepertinya Papa kandungku sudah
mengirim gantinya agar membuatku
bahagia dan tidak menderita seperti
yang dikatakan orang lain, biasanya
Papa tiri adalah galak dan sadis. Tapi
toh buktinya Papaku Andrew sangat
menyenangkan, baik hati dan sekali
lagi, dia juga pasanganku yang
seksi.Mungkin bila Mamaku tahu aku
akan di marahnya. Oops I did it again
Mom Sorry!
TAMAT
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Leave a comment