Home » , » I LOV U GUH

I LOV U GUH

Bagian 1
By. Ajiseno



MAGELANG, kamis 21 juli 2011 pukul 19.15


Kucopot jaket dan kulemparkan pelan di sofa dan kuletakkan tas punggung disampingku
Suasana begitu hening dan sepinya
Aku terduduk di sofa dan kuhidupkan ac kantor
Kuhihirup nafas panjang, merenggangkan tubuh sekedar menghilangkan kepenatan akibat perjalanan dari kota jogja

Magelang memang kota yang tidak begitu besar, apalagi kantor cabang ini letaknya tidak di pusat kota
Terasa sangat sepi malam ini

Aku mampir kantor di magelang dalam rangka lembur mengerjakan beberapa laporan bulanan yang memang deadline di esok hari
Tadi sempat berfikir kalau aku kerjakan di semarang mungkin tidak akan selesai mengingat perjalanan magelang semarang masih butuh waktu lama
Maka tadi kutelepon pihak kantor di magelang bahwa aku akan mampir dan sekaligus lembur disini
Dan aku minta kunci gerbang pada salah satu pegawai sore tadi.

Tiba-tiba hatiku berdebar
Aku menunggu kedatangan seseorang
Yahh…seseorang yang aku sayangi
Dia teguh…
Teguh yang selama aku di desa di lereng gunung prau begitu dalamnya mengisi hatiku
Masih kuingat ketika dia setiap malam menemaniku tidur, menemani aku menjelajah desa dan…selalu membantuku menggosok punggungku dengan batu kali dan sabun disaat aku mandi di pancuran pinggir kali.

Sekali lagi aku menghela nafas
Aku mengingat semuanya…semua kenangan bersama teguh dan kehidupanku di desa di lereng prau
Tiba-tiba aku kangen teguh
Telah setahun lamanya aku tak bertemu dia

Dan………………
Ini seperti mimpi
Tadi pagi ketika perjalanan ke jogja, di jalan sebelum masuk kota magelang
Ada jeritan seseorang yang mengendarai sepeda motor menyebut namaku keras diiringi suara klakson sepedanya bertalu-talu
Aku berhenti dan menoleh….

Aku memandang takjub pada cowok berkulit putih yang benar-benar tak kukenal
Dia tersenyum lebar
Wajahnya bersinar terterpa sinar matahari pagi
Aku masih tertegun bingung dan benar-benar tak merasa mengenal cowok yang satu ini
Dia memarkir sepeda motornya di pinggir jalan dan aku menunggu dalam posisi masih duduk di sepeda motorku
Aku masih memandangnya bingung

Dia menghampiriku
Wajahnya semakin lama semakin cakep ketika dia tertawa lebar mendekat
Barisan gigi-giginya yang putih di iringi lesung pipinya yang kemerahan sungguh membuatku tak bisa berkata-kata

“mas ajiii…mau kemana mas…alhamdulillah bisa ketemu disini, nggak nyangka…sungguh nggak nyangka” suaranya setengah berteriak dengan mimik wajah penuh keceriaan
Aku tersenyum lebar dan dalam hati aku benar-benar masih belum paham aku berhadapan dengan siapa

Dengan pelan dia mencopot helmnya dan memegangnya disisi pinggangnya
Kini kesempurnaan wajahnya jelas tergambar di hadapanku
Aku seperti mati rasa terpana…
Di mengulurkan lengannya yang begitu putihnya kearahku dan aku menyambutnya

Dan seperti petir menyambar hati dan jantungku ketika kesadaran akan ingatanku terhadapnya pulih
“teguuuhhhhh…yaaa Allooohhhh…teguhhh kamu teguh kan? Duh bener-bener pangling aku guh…” aku setengah berteriak dan langsung melompat turun dari sepeda motorku

Kurentangkan kedua belah tanganku
Aku tak peduli lagi pada keramaian jalan raya
Aku tak peduli lagi pada puluhan pasang mata yang memandangku
Aku tak peduli lagi pada sekitarku
Ketika dia telah larut dalam pelukanku
Yahhh kini teguh dalam pelukanku
Setahun tak bertemu rasanya begitu banyak perubahan pada fisiknya
Dia bertambah besar
Tambah tinggi
Tambah manis dan tentu saja tambah tampan
Kulitnya begitu putihnya terterpa sinar mentari
Rambutnya juga lebih modis
Dan….
Satu hal saja yang tak berubah
Senyumnya begitu manis
Dan….
Pipinya masih menampilkan rona kemerahan ketika terterpa panas mentari
Dia teguhku…
Teguhku yang selama ini aku rindu

Kami menepi
Aku hilang kata-kata
Bingung…mau bicara apa, semua ini nampak begitu mendadaknya

“mas aji mau kemana mas?”
Aku menggeleng pelan sambil tertawa lebar
“mau ke jogja guh, kamu kok di sini, eh…gimana sudah lulus SMA ya sekarang?”
“iya mas, udah lulus…dan…hmmm”
Kulihat dia ragu untuk melanjutkan kata-katanya
“uhhhh…kamu nggak berubah, selalu sungkan kalau denganku..hehehe, ada apa guh?”
Dia masih tersenyum lebar
“aku sekarang di magelang mas, kerja…”
“hahhhh…kerja? Kerja apaan?”
Aku kaget
Masih kuingat, dulu teguh begitu berapi-api ingin melanjutkan studynya ke perguruan tinggi dan sekarang dia kerja

Dia masih terdiam menunduk
“Ceritanya panjang mas…aku jadi sales mas”
Aku tertegun
Sekarang kulihat rona wajah teguh berubah menjadi sendu
Dan tiba-tiba aku seperti ikut larut dalam alunan hidupnya

“ohhh iya guh, kamu tinggalnya dimana?”
“di magelang sini mas”
“ohhh…ya udah nanti malam kalau kita ketemu gimana, kebetulan nanti malam aku nginep di kantor cabang di sini”
“hahh…kantornya mas aji juga ada di magelang to?”
Aku mengangguk
“ini nomer hpku guh”
Ku keluarkan dompet dan kuberi satu lembar kartu namaku
Dia menerimanya sambil membaca sekilas kartu namaku
“makasih ya mas”
Ku elus pundaknya pelan
Dia memandangku
“ada apa mas?”
“nggak apa-apa guh, Cuma tadi bisa-bisa aku kok pangling hehehehe”
“iya mas, tambah jelek ya?”
“nggaakkk…kamu sekarang cakep banget…”
“ahhh mas aji menghina ya?, eh ya udah mas, aku mau melanjutkan kerja, sampai ketemu nanti malem di kantor ya?’
“okeee….sms aku ya?”
Dia menyalamiku dan kembali memakai helmnya
Menstarter sepeda motornya dan menoleh sambil tersenyum lebar ke arahku
Kupandang teguh dengan mata nanar
Sungguh pagi ini aku tak mengira bakal ketemu teguh lagi
***********
Pukul 19.45…tapi teguh belum juga menghubungi aku
Entahlah hatiku semakin gelisah menantinya
Tadi aku telah selesai mandi dan makan sedikit cemilan sambil nonton televisi sekedar menghilangkan kegelisahan menunggu teguh

Kuhidupkan laptop dan langsung kupasang flashdisk dan langsung aku telah larut dalam data-data yang akan aku kerjakan
Tiba-tiba HP ku berdering, kulihat sebuah nomor asing
Aku hampir berteriak kegirangan…ini pasti teguh

Langsung ku angkat
“hallooo…”
“iya mas..maaf aku baru sampai di depan kantor mas aji, tapi gerbangnya kok di kunci mas?”
“ohhh guh, ya udah, tunggu…. aku ke depan, kubuka dulu ya?”

Kuletakkan hp ku dan aku langsung berlari menuju gerbang
Kulihat sosok teguh masih di atas sepeda motornya
“hey guh…dah lama ya?” tanyaku setengah berteriak
“baru aja yampe kok mas…”
Kubuka gerbang dan pelan sepeda mototrnya masuk halaman kantor

Kututup kembali pintu gerbang
Dan aku menghapiri teguh yang sedang melepas helmnya dari kepalanya
Wajahnya tetap tampan walau hanya disinari temaram lampu halaman kantorku

Dia memakai jaket berwarna coklat muda yang reslitingnya turun setengah menampilkan baru birunya yang bergaris
Hmmm…menurutku apapun yang dia pakai pasti teguh terlihat begitu tampannya

Aku mendekat dengan senyum lebar
Sekali lagi secara reflek tanganku tanganku terbuka
Dan sekali algi dia telah menghambur dalam pelukanku
Kali ini sangat erat
Rinduku telah membuncah pecah

“aku kangeeennn…”bisikku disisi telinganya
“aku juga mas” dia berkata lirih
Sejenak kami terus berpelukan diantara angin malam magelang yang begitu sejuk menerpa

Kulepaskan pelukanku
“ayo masuk guh, ehh…kamu dah makan lom guh?”
“udaahhh…”
Dia tetap menggandeng tanganku erat masuk ke dalam kantor

“mas aji baru ngapain nih?’
Dia melihat laptopku terbuka
“aku ada lemburan kok guh, kamu emangnya nggak ada acara malam ini ya?”
“ahhh nyante sajalah mas, nggak ada kok, duh aku jadi ganggu mas aji kerja ya?”
Aku tersenyum
Anak ini masih saja sopan kepadaku
“hehehe mosok ganggu, yang ada kau malah tambah semangat, lembur di temani kamu”
Diapun tersenyum

Aku mendekat dan duduk disisinya
Kupeluk pundaknya erat
“guh…”
“iya mas”
“aku tak sabar pengin dengar ceritamu…” ujarku lirih

Dia menoleh
Dan sejenak tatapan mata kami beradu
Kali ini aku dengan jelas dapat mengamati wajahnya
Wajahnya sangat putih
Hidungnya begitu mancung
Dan rahangnya kokoh
Bibirnya kemerahan basah dan berisi
Bibir yang dulu pernah kulumat…hmmm
Ohhh…bagiku kali ini teguh adalah kesempurnaan

“cerita apa mas?”
“napa kamu bisa sampai magelang”
“ohhh itu ya..”
“iya”
Dia mengambil nafas

“yahhh…mungkin mas aji kaget ya, dulu aku begitu optimis akan kuliah setelah lulus, ternyata Tuhan menghendaki lain mas”
“napa guh?” tanyaku nggak sabar
“emmm…anu mas, dulu bapakku sebenarnya sudah ngumpulin uang buat aku kuliah, tapi ibuku sakit mas, harus operasi, butuh biaya banyak mas, akhirnya uang habis untuk biaya rumah sakit mas, jadi aku ngalah dulu, mungkin jika ada rejeki tahun depan aku baru akan kuliah”

Aku kaget
“sakit? sakit apa guh?”
“katanya sih tumor kandungan, jadi kandungan ibuku harus diangkat gitu”
“ohhh…napa kamu kerja, bukannya di rumah bantu orang tua?”
“ahhh…sebenarnya aku nggak sengaja sih, kebetulan ada temen sekolah dulu nawarin aku kerja, jadi ya udah aku langsung masuk aja, itung-itung untuk tambah pengalaman mas, mumpung masih muda”
“guhh…tapi kan bukan jadi sales gitu, bisa kek kerja apa gitu yang nggak menguras energi”
“ya ndak apa-apa lah mas, emangnya lulusan SMA mau kerja jadi apa?”
“ya apa lah, di kantor misalnya, eh kenapa kalau pengin kerja nggak hubungi aku saja, siapa tau aku kan bisa bantu cariin kamu kerja, mungkin di tempatku…”

Dia tersenyum
“akhh…mas aji lupa ya?, mas aji kan nggak pernah kasih nomer hp ke aku, gimana cara hubungi mas aji coba….hehehehe”
“hehehehe iya juga sih, lagian kamu kan dulu belum punya hp, jadi untuk apa juga kau kasih kamu nomer hp ku” jawabku sambil garuk-garuk kepala tak gatal
Sejenak dia terdiam

“mas…lagian aku juga ingin mandiri, aku tak ingin kerja hanya karena ada koneksi dengan seseorang di perusahaan, aku ingin mencari sendiri pekerjaan yang aku suka”

Aku tertegun mendengarnya
Teguh ternyata tidak berubah
Dia masih menjadi sosok yang begitu baiknya
Dia tidak mau menjadi beban orang lain
Dia juga mau mengalah untuk tidak kuliah demi kesehatan ibunya
Dia memang anak baik
Dan untuk kesekian kalinya aku kagum terhadapnya
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Leave a comment