Home » , , » Kisah dengan Abang Tirun

Kisah dengan Abang Tirun



Kisah ini terjadi ketika aku, Felix, telah lulus kuliah dan sedang bekerja disalah satu perusahaan asing terkemuka di bilangan Kuningan, Jakarta. Saat itu aku tinggal di sebuah kamar kos di bilangan Tomang. Daerah tempat kos ku memang sedang dalam masa pembangunan sehingga dimana mana banyak terlihat bangunan baru yang sedang dibangun. Hmm.. pemandangan indah buatku, apalagi ketika sore sore kalo jalan jalan di sekitar kompleks itu, banyak abang tukang bangunan yang sedang ngadem sambil melepas penat dengan bertelanjang dada. Di belakang rumah kos ku persis sedang dibangun sebuah kompleks perumahan elite yang dari depan kamarku langsung menghadap ke bedeng para tukangnya tidur. Sayangnya, bedeng itu terpisah jauh dengan bedeng tempat mereka mandi yang berada di pojokan seberang bedeng tsb. Namun, di depan kamar kosku, para tukang itu suka bercengkerama di papan kayu yang mereka buat sendiri sebagai dipan darurat diantara tembok pemisah rumah kosku dengan lahan pembangunan. Tak jarang aku mengintip mereka dari jendela kamar kosku. Ada yang suka bercengkerama sambil memakai sarung doang atau singlet ketat bahkan bertelanjang dada Cuma bersarung, ada juga yang suka kencing dari atas bedeng itu sehingga kontolnya keliatan dari kamarku, ada yang suka tidur malam di dipan itu bergerombol dengan bersarung dan bertelanjang dada (aku pernah meraba raba beberapa tukang yang sedang tidur malam bersarung itu, ternyata mereka tidak pernah memakai celana dalam alias bugil abis, Cuma bersarung saja!!!). Masih banyak lagi bahan omongan para tukang itu. Hehe…
Namun, bukan para abang tukang bangunan di belakang kosku yang menarik perhatian meski beberapa ada yang cute, hot dan hunk. Yang menjadi incaranku ialah Tirun, umur sekitar 20an akhir dengan tinggi sekitar 175cm berambut cepak kasar dan badan yang ketat, super keras, perut six pack bahkan ketika dia sedang duduk santai pun, perutnya tetap terpahat kotak kotak yang suka bikin aku pengen pingsan kalo ngeliatnya, ditambah trisep dan bisep besar namun proporsional dengan keseluruhan badannya, sungguh otot sempurna plus kulit coklat mempersembahkan bentuk laki laki jantan yang sempurna, yang selama ini sering kita lihat di tv atau majalah saja. Dialah yang selalu membuat aku berdesir tiap kali melihat tubuhnya.
Pertama kali aku melihatnya saat itu, aku sedang jalan kaki dari kosku ke warung depan untuk beli air mineral dingin. Saat itu Tirun dan teman temannya sedang menggali lobang di pekarangan proyek rumah yang sedang dikerjakannya. Dari celah celah pagar yang tertutup seng, aku bisa melihat beberapa cowok bertubuh kekar coklat sedang bekerja keras seperti memompa tanah namun dengan gerakan seperti menggali sumur, aku tidak tahu apa yang mereka sedang lakukan, dan tidak peduli juga. Yang aku perhatikan adalah, para tukang itu, sekitar enam tujuh orang, semuanya rata rata berumur 20 – 30an, semuanya hanya memakai celana dalam saja, beberapa ada yang bersinglet. Tapi kebanyakan Cuma bercelana dalam karena mereka sedang berkotor kotor ria dengan air lumpur dan tanah liat coklat yang memenuhi seluruh bagian tubuh kekar mereka. Wow… pemandangan indah. Tanpa memperhatikan sekelilingku, aku yang tadi sedang berjalan langsung berhenti sejenak di depan pintu pagar proyek itu sambil sedikit menungging karena celah pagar itu hanya setinggi 60cm dari tanah.
Hmm… karena situasi yang tidak memungkinkan siang itu, aku hanya menikmati pemandangan itu sebentar saja. Karena merasa tidak nyaman, kalo kalo satpam lewat di jalan itu pasti akan curiga dengan tingkah ku. Hihihi…
Sore harinya, aku mulai bergerilya. Aku nekad masuk ke dalam proyek itu. Kali ini bukan Cuma ngintip dari luar pagar, namun masuk melewati pagar yang selama ini aku jadikan lubang intip itu. Hmm.. ada beberapa tukang bangunan namun tidak kulihat sosok yang kuidamkan itu. Yang kujumpai Cuma satu tukang bangunan berumur 40an tahun yang kemudian kuketahui namanya Turah, dua tukang muda berumur 20an awal yang sedang bersiap untuk mandi karena membawa perlengkapan mandi. Semuanya bertelanjang dada dan berotot plus bentuk badan yang lumayan oke meski tidak sesempurna Tirun. Sejenak aku berbincang bincang basa basi dengan Turah yang ramah itu, dia menjelaskan tentang proyek itu, dari siapa yang punya sampai kantor arsitek yang mendesain rumah itu. Hingga pembicaraan mengarah ke berbagai topik pribadi seperti pengalaman kerjanya hingga status perkawinannya. Namun aku tidak begitu tertarik mendengar ocehannya, sementara “mengobrol” dengan Turah, mataku terus menjelajahi dua tukang muda yang lagi mandi sambil bugil di bagian belakang proyek itu, tepatnya di tempat air yang disalurkan lewat pipa kecil dan beralaskan batu besar. Dua tukang muda itu mandi sambil bugil tanpa merasa malu sedikitpun satu sama lain. Dari posisiku saat itu, dari jarak yang lumayan jauh, yang bisa kulihat hanyalah bentuk tubuh atletis tukang muda itu yang basah karena air dan sabun, jembut yang cukup lebat dan kontol yang sedang layu namun cukup besar karena bisa kulihat kepala kontolnya menyeruak dari lebatnya jembut mereka.
Sambil “mengobrol” dengan Turah yang terus berceloteh mengenai segala hal, aku tetap memasang mataku kepada dua tukang muda itu. Hehehe… sampai akhirnya, gelap pun tiba dan Turah minta ijin untuk mandi dan akan keluar makan bersama teman temannya. Akupun balik ke kos dengan bentol dimana mana di sekujur kakiku karena gigitan nyamuk.
Beberapa malam setelah itu, selepas gelap, aku bertekad untuk menghampiri tukang bangunan proyek itu. Aku jalan dan ketika mulai mendekati proyek itu, aku mulai mencari cari celah pagar untuk ngintip. Ternyata pagarnya tidak dikunci, yah aku dorong aja. Kepalaku masuk sebagian melongok longok bagian dalam proyek itu. Ternyata ada dua tukang bangunan yang lagi ngobrol diantara api unggun yang mereka buat. Salah satunya adalah Tirun. Saat itu dia hanya memakai celana jeans saja, bertelanjang dada dan tanpa kolor karena saat dia sedang jongkok dapat kulihat belahan pantatnya mengintip dari jeans nya. Kulit coklatnya sangat indah terkena cahaya kekuningan api unggun. Teman Tirun saat itu juga hanya bercelana jeans tanpa baju menutupi tubuh hot nya. Teman Tirun itu, sedikit lebih pendek dari Tirun dan berambut lebih rapi dengan kumis tipis dan wajah ramah. Tubuhnya sedikit lebih gempal namun otot ototnya tetap terexpose dengan kulit yang lebih cerah.
”malam mas” sapaku sambil melongokkan kepalaku diantara pagar.
“malam, mau cari siapa yah?” tanya Tirun menghampiriku.
“gak, Cuma mo ngobrol aja kok, boleh masuk mas?” tanyaku basa basi padahal seluruh tubuhku sudah gemetar karena melihat tubuh sempurna itu dalam jarak yang sangat dekat.
“boleh, silakan masuk. Saya panggilkan Turah yah” balasnya.
“gak usah mas, gak usah. Saya Cuma mo ngobrol sama mas aja kok” teriakku sedikit memaksa. Namun apa daya, Tirun tidak menghiraukan omonganku yang itu. Dia sudah terlanjur naik ke atas bedengnya untuk memanggil Turah.
Aku sedikit kecewa karena harus berhadapan dengan Turah lagi, padahal rencanaku adalah Cuma mo ngobrol sama Tirun dan temannya yang sexy juga itu. Akhirnya Tirun pun turun lagi beserta Turah di belakangnya sambil melempar senyum ke arahku. Aku membalas senyumannya dengan getir. Hehehe…
“apa kabar?” tanya Turah. “baik mas, lagi iseng nih di kos, ga tau mo ngapain yah kesini aja deh, nyari temen ngobrol” balasku.
“iya, gak apa apa, disini juga pada kesepian hehehe” jawabnya sambil mencari posisi duduk yang nyaman diatas bebatuan kasar. Aku pun juga sibuk mencari posisi yang enak buat ngobrol sambil menghadap ke arah Tirun yang Cuma bisa kulihat punggungnya saja karena dia menghadap ke api unggun sama temannya itu sementara aku dan Turah berada sekitar dua meteran di belakangnya.
“itu siapa mas?” tanyaku menunjuk ke arah Tirun.
“oh itu Tirun namanya, temen sekampung juga” jawab Turah.
“oh” balasku singkat sambil menatap tajam ke sosok tubuh sexy yang dari tempatku duduk Cuma kelihatan punggungnya dan belahan pantatnya yang mengintip dari celana jeansnya karena Tirun sedang jongkok saat itu. Pikiran jorokku mulai kemana mana, tanpa mempedulikan omongan omongan Turah yang mulai bercerita segala hal, aku hanya merespon sedikit sedikit. Pikiranku benar benar telah dirasuki oleh Tirun dan segala sex appeal yang dia miliki.
Hingga pembicaraan Turah mulai menyinggung soal keluarga, aku sedikit memancingnya “kalo di jakarta gini kan jauh dari istri mas, trus gimana dong penyalurannya?” tanyaku menggoda Turah, namun mengeraskan suaraku dengan maksud Tirun mendengar ucapanku.
“yah, gimana yah, susah susah gampang sih mas” jawab Turah sedikit tersipu.
Hahaha.. kena deh, pikirku. “nge jablay yah mas?” pancingku lagi.
“hehe.. nggak deh, sayang duitnya, yahhh… hmmm.. paling ngocok sendiri sih” jawab Turah polos.
“oh, kalo saya kan juga belom kawin, tapi paling seneng kalo diisep mas” pancingku lebih dalam.
“diisep, maksudnya?” tanya Turah.
“yah.. kontol saya diisep sama orang atau saya ngisep kontol orang” jawabku terus terang yang bikin Turah kaget setengah mati dan Tirun menoleh kearahku. Hahaha… kena deh tuh tukang.
“hah..? mas suka ngisep kontol juga? “ tanyanya kaget.
“iya, ntar kapan kapan saya bisa bantu mas Turah kalo mao” jawabku lantang dengan suara agak keras yang bikin Tirun dan temannya menoleh lagi.
Sejenak Turah terdiam beberapa saat, kelihatannya lagi mikir.
“sekarang mau coba saya isepin mas?” tanyaku bernafsu sambil menoleh ke arah Tirun meskipun sedang bertanya pada Turah.
Tirun dan temannya bangkit dan segera melangkah ke arahku. Sejenak jantungku serasa berhenti berdegup melihat dua sosok berotot dan sexy itu mendekat kearahku. Nafasku tak beraturan, darahku mendidih, sekujur tubuhku dingin namun tangan dan kakiku panas. Jantungku berdegup kencang tak beraturan membakar adrenalin dan segala nafsu serta hormon ku ke titik didih paling panas. Angin yang berdesir tak mampu menutupi keringat dingin yang membasahi tangan dan kakiku karena gugup dan segala rasa yang bercampur aduk.
Lalu Tirun dan temannya berdiri tepat diantara aku dan Turah. Kami saling bertatapan lama sambil berdiam, tak mampu mengucapkan sepatah katapun. Hingga entah kekuatan dari mana, tiba tiba tanganku meraba dada Tirun yang menonjol ketat sexy lalu turun ke perut six packnya yang dibalur warna coklat sehat kulitnya lalu turun ke tonjolan di selangkangannya yang dapat kurasakan sedikit mengeras. Kulihat wajah Tirun menunjukkan rasa kepuasan sambil matanya setengah terpejam menikmati sentuhanku. Lalu teman Tirun memutar arah ke belakangku dan duduk tepat di belakang pantatku sambil mengangkangkan kedua kakinya hingga pantatku berhimpitan dengan kontolnya sambil ia menggesek gesekan kontolnya yang mulai mengeras ke pantatku. Turah pun tidak tinggal diam, dia langsung membuka celana nya sambil mengeluarkan kontolnya lalu mengocok sendiri.
Aku tak menyia nyiakan waktu lagi, aku langsung bangkit dari duduk untuk berlutut di depan selangkangan Tirun dan segera kubuka celana Tirun lalu mengisap batang kontolnya yang sepanjang 17cm berwarna coklat gelap dan berdenyut denyut keras serta berurat besar besar. Jembutnya lebat namun tersusun rapi, tak terpencar jauh. Kuhisap batang kontolnya yang berdenyut denyut uratnya dan mengeluarkan air precum cukup banyak karena aku bisa merasakan asin gurih di dalam mulutku. Akupun berlutut di depan kontol Tirun, teman Tirun yang aku tak tau namanya siapa itu tetap bekerja di belakangku, sambil ikutan berlutut dan menggesek gesekkan kontolnya yang kini sudah keluar dari celananya ke belahan pantatku. Turah masih sibuk mengocok sendiri sambil meracau.
Setelah bertahan cukup lama di posisi ini, Tirun pun mengangkat aku berdiri, melucuti kaosku dan mempelorotkan celana ku, lalu ia menyuruh aku menungging dan langsung menjilat melahap habis lubang pantatku hingga basah oleh air liur dan jilatan liarnya. Teman Tirun lalu maju ke depan dan mengacung acungkan kontolnya yang sudah tegak berdiri ngaceng sempurna sebesar 15 cm namun tebal sekali, sekitar 6cm diameternya. Warnanya hitam gelap kecoklatan. Langsung kuhisap kontol tebal itu dan kumain mainkan dalam mulutku. Turah mulai gelisah karena kepengen dapet jatah juga, lalu ia mengambil tanganku dan meletakkannya di kontolnya yang ngaceng juga, sekitar 16cm namun kurus tapi banyak uratnya besar besar dan kepala kontolnya lebih besar dari kontolnya.
Aku merasakan kenikmatan luar biasa dikerjai oleh tiga tukang lelaki sejati itu, satu di lobang anusku, satu di mulutku dengan kontolnya, dan satu lagi di tanganku juga dengan kontolnya. Puas membasahi pantatku dengan nafsu liar nya, Tirun kini siap membobol pantatku dengan hujaman kontolnya. Pelan pelan ia mulai mencoba memasukkan batang kejantanannya ke dalam lubang pantatku. Perih sakit namun rangsangan terus menerus di tubuh putih mulusku yang dijilati Turah dan kontolku yang diisep teman Tirun membuat aku tetap ngaceng. Pelan pelan namun pasti, kontol Tirun mulai menyesaki lobang pantatku. Dan Tirun pun memulai permainan nakalnya. Sambil berdiri di depan perapian di luar bedeng di bawah langit luas dengan disaksikan bintang, aku berdiri di atas tumpukan puing puing bangunan dengan lobang pantatku di penuhi kontol Tirun dari belakang dan teman Tirun menjepit tubuhku dengan tubuhnya. Tubuhku serasa seperti sandwich yang dijepit dari belakang oleh Tirun dan dari depan oleh teman Tirun itu. Lobangku di entot Tirun dengan ganas dan dahsyat dari belakang sambil berdiri, dan aku menghadap teman Tirun sambil saling menggosok gosokkan kontol kami masing masing. Turah berdiri menjepit tubuh teman Tirun itu dari belakang. Jadi posisi kami seperti sedang berdiri namun saling menghimpit dan menggesek gesekkan tubuh kami ke tubuh yang lain mencari kenikmatan.
Angin yang bertiup di langit lepas malam itu tidak mampu menutupi kepanasan kami yang makin menjadi saat Turah mengentot lubang pantat teman Tirun dari belakang. Bisakah kamu bayangkan? Tirun mengentot aku dari belakang, aku dan teman Tirun berhadapan saling menggesek kontol kami, dan teman Tirun itu dientot oleh bapak Turah??? Hahaha… sungguh pengalaman yang tak akan pernah dapat kuhapus dari ingatan homoku. Keringat membasahi tubuh kami berempat yang saling menempel, menindih dan menjepit. Kontolku serasa sudah mau penuh, lobang pantatku juga serasa makin panas oleh pompaan kontol Tirun di dalam tubuhku. Sambil dientot dan mengentot, kami berpelukan, berciuman liar, bertukar lidah, menjilat jilat tubuh yang lain, menggigit kecil puting, mengecup mesra otot dada yang menonjol, meremas otot lengan yang kekar, memeluk tubuh yang basah oleh keringat sambil meraba dan menjamah rayah tubuh yang lain dari kontol perut dada punggung paha dan bagian lain semua dijelajahi dengan penuh kenikmatan. Tirun memelukku dari belakang semakin keras pertanda dia akan mencapai puncak kenikmatannya. Lalu akupun bersiap menerima limpahan pejuhnya dengan mengocok kontolku makin kencang bersama dengan kontol teman Tirun. Tak lama pun kontol Tirun memuntahkan cairan hangat putih kentalnya ke dalam lobang ku, membenihi kejantananku dari dalam, akupun tak kuasa menahan gairahku lalu memuntahkan cairan kejantananku di perut teman Tirun.
Teman Tirun yang masih dientot oleh Turah pun makin keras mengocok kontolnya hingga memuncratkan spermanya tinggi ke udara malam yang lembab itu. Hal itu membuat lobang pantatnya mengeras dan menjepit kontol Turah yang masih maju mundur masuk keluar di lobang pantatnya juga memuntahkan lahar putih panasnya ke dalam anusnya.
Kami berempat pun melepaskan diri dari jepitan jepitan tubuh nafsu dan mulai terkulai lemas terduduk di atas bebatuan besar puing puing bangunan beratapkan langit malam yang bertaburan bintang. Keringat masih membasahi tubuh kami berempat namun kelelahan yang sangat membuat kami tak peduli lagi. Aku terkulai diatas tubuh kekar tebal Tirun dan Turah terkulai sambil berpelukan dengan teman Tirun sambil berbugil di langit terbuka
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

3 Responses to this post

  1. hari putra on 1 Februari 2013 pukul 04.34

    Tidak ada yang comment ya

  2. yuda on 11 Maret 2013 pukul 20.15

    Hari putra, g mau knal loe boleh.?

  3. daily viral news on 13 Maret 2013 pukul 03.42

    Cuma fiksi y?

Leave a comment