Sejak umur 14 tahun kira2 waktu gue
masih kelas 2 SMP gue udah mulai
tertarik melihat kontol, terutama kontol
orang dewasa yg tentunya ditumbuhi
jembut yg lebat. Saat itu, kebetulan
tetangga sebelah rumah gue pindah
dan rumahnya kosong. Tapi tak lama
rumah tersebut sudah dikontrak oleh 4
orang laki-laki. Usia mereka gue taksir
sekitar 30-35tahun. Dari penampilan
mereka semua oke.Tak perlu gue
kenalin mereka satu persatu, tapi gue
tertarik pada salah satu dari mereka.
Namanya Ihsan. Gue biasa panggil Om
Ihsan. Dia bekerja sebagai manager
marketing di salah satu perusahaan
swasta di kota gue tinggal. Walaupun
secara fisik tubuh Om Ihsan gak atletis,
tapi dia memiliki daya tarik sendiri buat
gue. Gak tahu kenapa gue ngerasa
nyaman banget dekat Om Ihsan. Sejak
Om Ihsan dan teman-temannya tinggal
di sebelah rumah gue, gue jadi punya
teman, karena emang gue gak suka
bergaul dengan teman seumuran
disekitar rumah gue karena. Saat itu
gue baru berusia 14 tahun, tentunya
belum terlintas di pikiran tentang
sesuatu yang macam-macam. Yang
ada dibenak gue hanya perasaan
seorang anak yang ingin mendapat
perhatian lebih dari seorang Om
Ihsan.Saat itu gue juga belum mengerti
apa itu sex, apalagi hubungan sejenis.
Gue baru mengenal istilah Gay dan
ngerasa kalau gue Gaysejak gue
masuk SMA. Hampir tiap hari gue main
dirumah Om Ihsan, dia begitu baik
sama gue sepertinya dia sudah
menganggap gue keponakannya
sendiri, bahkan gue juga sering minta
tolong Om Ihsan buat mengerjakan PR
gue kalau kebetulan ada PR yang gue
gak bisa. Begitu seterusnya, dari hari
ke hari gue makin dekat sama Om
Ihsan. Gue ngerasa nyaman banget
dekat Om Ihsan. Gue menganggap dia
seperti paman sendiri, bahkan dia juga
sayang ke gue. Suatu sore, kebetulan
gue sedang bersantai di loteng
belakang rumah. Gue mendengar suara
gemericik air, seperti suara orang
mandi. Gue mengintip dan rupanya Om
Ihsan sedang mandi. Kebetulan dari
loteng belakang rumah gue memang
bersebelahan dengan kamar mandi di
kontrakan Om Ihsan, dan ada sebuah
lubang kecil yang gunakan buat liat isi
kamar mandi itu. Gue terus
memperhatikan Om Ihsan yang
sedang mandi. Tubuh Om Ihsan
kelihatan bagus tanpa busana dan
hanya ditutupi busa-busa sabun. Gue
yang melihat itu takada reaksi apapun,
karena saat itu emang gue belum
sadar kalau gue Gay. Beberapa hari
kemudian gue kembali melihat
kejadian yg sama, tapi kali ini ternyata
bukan Om Ihsan tapi Om Doni, salah
satu teman Om Ihsan yang juga
tinggal disitu. Aku tidak begitu interest
melihatnya. Besoknya gue iseng2
menunggu di loteng lagi, sapa tau Om
Ihsan sedang mandi. Biasanya jam 5
sore Om Ihsan sudah pulang dari
kantor. Sesuai dugaan tak lama
kemudian gue liat Om Ihsan yang
masuk dengan tubuh yang hanya dililit
handuk biru. Gue menyaksikan Om
Ihsan Mandi tanpa ada rasa apapun.
Setelah kejadian tersebut, gak tau
kenapa gue jd sering ngintip Om Ihsan
tiap sedang mandi. Gue biasanya
ngintip Om Ihsan supaya gue bisa liat
kontolnya yang ditumbuhi jembut yang
lebat. Badan Om Ihsan tidak atletis,
tapi cukup berisi dan sedap
dipandang.Saat itu gue gak punya
pikiran sama sekali untuk dapat
menghisap kontol Om Ihsan atau tidur
dengan Om Ihsan. Yang gue rasa
hanya kekaguman, dan gue senang
bisa liat kontol dia walaupun gue gak
pernah liat kontol dia pas dalam
keadaan ereksi. Saking seringnya gue
ngintip Om Ihsan mandi gue jadi
kepikiran gimana jadinya kalau gue
bisa megang kontol Om Ihsan.
Semakin lama ternyata gue makin
kecanduan dan suka liat kontol Om
Ihsan. Gue gak bisa kalau gak liat
kontol Om Ihsan. Suatu waktu ketika
weekend, gue ngerasa bosen dirumah.
Gue sendirian, sementara ortu gue
pergi dari pagi. Gue memutuskan ke
rumah Om Ihsan. Seperti biasanya tiap
gue masuk rumah Om Ihsan, asal pintu
gak dkunci gue langsung nyelonong
gitu aja. Kelihatanya sepi. Setahu gue
emang dua teman Om Ihsan sudah 3
hari tugas keluar kota, jadi pasti
dirumah masih ada Om Ihsan dan Om
Doni. Guelangsung menuju kamar Om
Ihsan, ternyata gue gak mendapati Om
Ihsan. Sampai akhirnya gue
mendengar suara ribut dari kamar Om
Doni. Gue mendekat perlahan menuju
kamar Om Doni. Ternyata pintu kamar
Om Doni tidak tertutup rapat. Gue pun
mendekat dan mengintip untuk
mencari tahu apa yang terjadi di
dalam. Begitu gue mengarahkan
pandangan dari balik pintu ke dalam
kamar Om Doni, betapa kagetnya gue.
Gue menyaksikan Kejadian yang baru
pertama kali gue liat. Ternyata di
dalam ada Om Doni dan Om Ihsan
yang dua-duanya dalam keadaan
telanjang. Gue gak tau apa yang mesti
gue lakuin. Tapi gue penasaran
terhadap apa yang akan mereka
kerjakan. Gue menyaksikan Om Ihsan
saat itu sedang tengkurap sementara
diatas tubuhnya ada Om Doni dengan
kontolnya yang tertancap di pantat Om
Ihsan. Gue ngeliat Om Doni menaik
turunkantubuhnya sambil sesekali
menciumi leher Om Ihsan. Kebetulan
saat itu mereka berdua membelakangi
pintu tempat gue berada, jadi gue
dengan leluasa melihat apa yang
mereka kerjakan. Beberapa menit
berlalu gue masih tetap diam di pintu
melihat aksi mereka. Mereka masih
melakukan aksi itu tanpa berubah
posisi.Terdengar suara erangan Om
Ihsan, sepertinya kesakitan. Tapi Om
Doni sepertinya tidak peduli dan malah
mempercepat gerakan naikturun
pantatnya. Tak lama kemudian, Om
Doni menghentikan gerakannya dan
mengeluarkan kontolnya dari pantat
Om Ihsan. Om Doni bangun dan
membalikkan tubuh Om Ihsan.
Sekarang terlihat jelas kontol Om
Ihsan. Gue makin penasaran terhadap
apa yang akan mereka kerjakan lagi.
Gue terus termenung di balik pintu
melihat aksi mereka berdua. Sekarang
Om Ihsan sudah tidur dalam posisi
terlentang. Ternyata Om Doni kembali
menaiki Om Ihsan. Namun sekarang
sepertinya Om Doni berusaha
mengepaskan pantatnya agar kontol
Om Ihsan dapat masuk ke pantatnya.
Gue bisa liat jelas pantat Om Doni
berada tepat diatas kontol Om Ihsan
yang berdiri tegak dengan buah zakar
yang menggantung besar ditutupi
jembut2 sampai mendekati lubang
pantatnya. Kontol Om Ihsan sepertinya
susah untuk masuk ke pantat Om
Doni. Apa karena ukuranya yg besar.
Tapi Om Doni terus menurunkan
pantatnya. Tampak tangan Om Ihsan
memegangi kedua belah pantat Om
Doni, sambil membantu memperbaiki
posisi. Akhirnya pantat Om Edy sudah
menutupi seluruh batang kontol Om
Ihsan. Seketika kamar itu menjadi
ramai dengan suara-suara dan desahan
serta jeritan kecil dari mulut mereka.
Bahkan suara hentakan tubuh
merekapun terdengar oleh gue. Kini
Om Doni kemabali menaik turunkan
tubuhnya sambil tangan kirinya
meremas-remas kontolnya dan tangan
kanannya meraba-raba dada Om
Ihsan. Teriakan-teriakan kecil terus
terdengar. Mereka meneruskan
aksinyatanpa sadar kalau gue sudah
menyaksikan mereka berdua dari tadi.
Gue yang dari tadi mengintip dari pintu
hanya dapat melihat tubuh Om Doni
dan Om Ihsan dari belakang. Gue
penasaran melihat ekspesi wajah Om
Ihsan. Gue mencoba melebarkan pintu
sedikit sehingga kini agak jelas. Tubuh
mereka bercucuran keringat. Tampak
jelas tubuh Om Doni yang mengkilat
basah oleh keringat disekujur
tubuhnya, bahkan beberapa menetes
ke tubuh Om Ihsan. Gue
memperhatikan Om Ihsan sedang
terpejam sepertinya sangat menikmati
permainan itu. Tak lama setelah
terdengar teriakan panjang dari Om
Ihsan. Gue ngeliat Om Doni segera
mengeluarkan kontol Om Ihsan dari
pantatnya. Terlihat pantat Om Doni
mengeluarkan sperma kental yang
dimuncratkan Om Ihsan saat kontolnya
masih berada di dalam pantat OmDoni.
Sementara kontol Om Ihsan terlihat
mengecil dan masih basah oleh sisa
sperma. Om Ihsan terlihat lemas.
Sementara Om Doni gue liat masih
asyik jilatin sisa sperma di kontol Om
Ihsan. Setelah selesai membersihkan
kontol Om Ihsan, Om Doni terus
mengocok kontolnya sendiri sampai
akhirnya spermanya bermuncratan di
perut dan dada Om Ihsan. Om Doni
tampaknya sangat puas. Dia lalu
meratakan spermanya yang tumpah di
dada dan perut Om Ihsan hingga kini
seluruh tubuh Om Ihsan berlumuran
spermanya Om Doni. Seketika itu Om
Doni langsung menindih dan memeluk
Om Ihsan, mereka berdua berciuman
mesra hingga akhirnya mereka tertidur
sambil berpelukan. Setelah Melihat
kejadian itu gue gak sadar kalau
celana gue sudah basah. Gue langsung
pulang dan menutup pelan2 pintunya
agar mereka berdua tidak terbangun.
Setelah kejadian itu gue terus
kepikiran dan terbayang tentang apa
yang sebenarnya mereka
lakukan.Sampai akhirnya gue tau
sendiri banyak tentang sex, gay, dan
banyak lagi. Kejadian sore itu
membuat aku semakin penasaran
terhadap Om Ihsan dan Om Doni. Tapi
hari-hari berikutnya gue bersikap biasa
saja seperti tak terjadi apa-apa. Gue
masih sering main dirumah Om Ihsan
dan mengintip dia dari loteng. Tak
terasa hampir 1 tahun Om Ihsan tinggal
di sebelah rumahku.
www.ceritagay.uiwap.com
Ternyata dia
memutuskan pindah, karena
pekerjaannya yang mengharuskan dia
pindah. Sementara Om Doni dan 2
orang lain masih tinggal disitu. Tapi
kadang-kadang gue masih sering
beberapa kali melihat Om Ihsan
berkunjung menemui Om Doni, tak
jarang Om Ihsan juga mampir ke
rumah gue hanya sekedar membawa
oleh-oleh karena memang keluarga
gue juga lumayan dekat dengan dia
terutama gue. Sepertinya walaupun
Om Ihsan dan Om Doni sudah tidak
tinggal 1 rumah mereka masih sering
berhubungan. Tiap gue ngeliat Om
Ihsan datang gue selalu
membayangkan apakah mereka
berdua akan melakukanhal yang sama
seperti yang gue liat waktu itu. Sejak
kepindahan Om Ihsan gue sekarang
jadi sering mengintip Om Doni mandi.
Kalau di bandingkan dengan tubuh Om
Ihsan, memang tubuh Om Doni lebih
bagus dan putih, apalagi dadanya juga
ditumbuhi bulu-bulu halus yang tidak
terlalu lebat. Tapi bagaimanapun gue
lebih suka dengan bentuk tubuh Om
Ihsan. Sampai saat ini Gue tetap
merahasiakan hubungan mereka. Dan
mereka pun tidak pernah tau kalau
aku pernh melihat kejadian itu.
Seandainya mereka tahu apakah gue
bisa bergabung dengan mereka? Sejak
itu gue baru tahu ada kehidupan yang
tidak biasa dan itu justru adalah
kenikmatan. Gue masih berharap kalau
gue bisa memiliki tubuh Om Ihsan.
masih kelas 2 SMP gue udah mulai
tertarik melihat kontol, terutama kontol
orang dewasa yg tentunya ditumbuhi
jembut yg lebat. Saat itu, kebetulan
tetangga sebelah rumah gue pindah
dan rumahnya kosong. Tapi tak lama
rumah tersebut sudah dikontrak oleh 4
orang laki-laki. Usia mereka gue taksir
sekitar 30-35tahun. Dari penampilan
mereka semua oke.Tak perlu gue
kenalin mereka satu persatu, tapi gue
tertarik pada salah satu dari mereka.
Namanya Ihsan. Gue biasa panggil Om
Ihsan. Dia bekerja sebagai manager
marketing di salah satu perusahaan
swasta di kota gue tinggal. Walaupun
secara fisik tubuh Om Ihsan gak atletis,
tapi dia memiliki daya tarik sendiri buat
gue. Gak tahu kenapa gue ngerasa
nyaman banget dekat Om Ihsan. Sejak
Om Ihsan dan teman-temannya tinggal
di sebelah rumah gue, gue jadi punya
teman, karena emang gue gak suka
bergaul dengan teman seumuran
disekitar rumah gue karena. Saat itu
gue baru berusia 14 tahun, tentunya
belum terlintas di pikiran tentang
sesuatu yang macam-macam. Yang
ada dibenak gue hanya perasaan
seorang anak yang ingin mendapat
perhatian lebih dari seorang Om
Ihsan.Saat itu gue juga belum mengerti
apa itu sex, apalagi hubungan sejenis.
Gue baru mengenal istilah Gay dan
ngerasa kalau gue Gaysejak gue
masuk SMA. Hampir tiap hari gue main
dirumah Om Ihsan, dia begitu baik
sama gue sepertinya dia sudah
menganggap gue keponakannya
sendiri, bahkan gue juga sering minta
tolong Om Ihsan buat mengerjakan PR
gue kalau kebetulan ada PR yang gue
gak bisa. Begitu seterusnya, dari hari
ke hari gue makin dekat sama Om
Ihsan. Gue ngerasa nyaman banget
dekat Om Ihsan. Gue menganggap dia
seperti paman sendiri, bahkan dia juga
sayang ke gue. Suatu sore, kebetulan
gue sedang bersantai di loteng
belakang rumah. Gue mendengar suara
gemericik air, seperti suara orang
mandi. Gue mengintip dan rupanya Om
Ihsan sedang mandi. Kebetulan dari
loteng belakang rumah gue memang
bersebelahan dengan kamar mandi di
kontrakan Om Ihsan, dan ada sebuah
lubang kecil yang gunakan buat liat isi
kamar mandi itu. Gue terus
memperhatikan Om Ihsan yang
sedang mandi. Tubuh Om Ihsan
kelihatan bagus tanpa busana dan
hanya ditutupi busa-busa sabun. Gue
yang melihat itu takada reaksi apapun,
karena saat itu emang gue belum
sadar kalau gue Gay. Beberapa hari
kemudian gue kembali melihat
kejadian yg sama, tapi kali ini ternyata
bukan Om Ihsan tapi Om Doni, salah
satu teman Om Ihsan yang juga
tinggal disitu. Aku tidak begitu interest
melihatnya. Besoknya gue iseng2
menunggu di loteng lagi, sapa tau Om
Ihsan sedang mandi. Biasanya jam 5
sore Om Ihsan sudah pulang dari
kantor. Sesuai dugaan tak lama
kemudian gue liat Om Ihsan yang
masuk dengan tubuh yang hanya dililit
handuk biru. Gue menyaksikan Om
Ihsan Mandi tanpa ada rasa apapun.
Setelah kejadian tersebut, gak tau
kenapa gue jd sering ngintip Om Ihsan
tiap sedang mandi. Gue biasanya
ngintip Om Ihsan supaya gue bisa liat
kontolnya yang ditumbuhi jembut yang
lebat. Badan Om Ihsan tidak atletis,
tapi cukup berisi dan sedap
dipandang.Saat itu gue gak punya
pikiran sama sekali untuk dapat
menghisap kontol Om Ihsan atau tidur
dengan Om Ihsan. Yang gue rasa
hanya kekaguman, dan gue senang
bisa liat kontol dia walaupun gue gak
pernah liat kontol dia pas dalam
keadaan ereksi. Saking seringnya gue
ngintip Om Ihsan mandi gue jadi
kepikiran gimana jadinya kalau gue
bisa megang kontol Om Ihsan.
Semakin lama ternyata gue makin
kecanduan dan suka liat kontol Om
Ihsan. Gue gak bisa kalau gak liat
kontol Om Ihsan. Suatu waktu ketika
weekend, gue ngerasa bosen dirumah.
Gue sendirian, sementara ortu gue
pergi dari pagi. Gue memutuskan ke
rumah Om Ihsan. Seperti biasanya tiap
gue masuk rumah Om Ihsan, asal pintu
gak dkunci gue langsung nyelonong
gitu aja. Kelihatanya sepi. Setahu gue
emang dua teman Om Ihsan sudah 3
hari tugas keluar kota, jadi pasti
dirumah masih ada Om Ihsan dan Om
Doni. Guelangsung menuju kamar Om
Ihsan, ternyata gue gak mendapati Om
Ihsan. Sampai akhirnya gue
mendengar suara ribut dari kamar Om
Doni. Gue mendekat perlahan menuju
kamar Om Doni. Ternyata pintu kamar
Om Doni tidak tertutup rapat. Gue pun
mendekat dan mengintip untuk
mencari tahu apa yang terjadi di
dalam. Begitu gue mengarahkan
pandangan dari balik pintu ke dalam
kamar Om Doni, betapa kagetnya gue.
Gue menyaksikan Kejadian yang baru
pertama kali gue liat. Ternyata di
dalam ada Om Doni dan Om Ihsan
yang dua-duanya dalam keadaan
telanjang. Gue gak tau apa yang mesti
gue lakuin. Tapi gue penasaran
terhadap apa yang akan mereka
kerjakan. Gue menyaksikan Om Ihsan
saat itu sedang tengkurap sementara
diatas tubuhnya ada Om Doni dengan
kontolnya yang tertancap di pantat Om
Ihsan. Gue ngeliat Om Doni menaik
turunkantubuhnya sambil sesekali
menciumi leher Om Ihsan. Kebetulan
saat itu mereka berdua membelakangi
pintu tempat gue berada, jadi gue
dengan leluasa melihat apa yang
mereka kerjakan. Beberapa menit
berlalu gue masih tetap diam di pintu
melihat aksi mereka. Mereka masih
melakukan aksi itu tanpa berubah
posisi.Terdengar suara erangan Om
Ihsan, sepertinya kesakitan. Tapi Om
Doni sepertinya tidak peduli dan malah
mempercepat gerakan naikturun
pantatnya. Tak lama kemudian, Om
Doni menghentikan gerakannya dan
mengeluarkan kontolnya dari pantat
Om Ihsan. Om Doni bangun dan
membalikkan tubuh Om Ihsan.
Sekarang terlihat jelas kontol Om
Ihsan. Gue makin penasaran terhadap
apa yang akan mereka kerjakan lagi.
Gue terus termenung di balik pintu
melihat aksi mereka berdua. Sekarang
Om Ihsan sudah tidur dalam posisi
terlentang. Ternyata Om Doni kembali
menaiki Om Ihsan. Namun sekarang
sepertinya Om Doni berusaha
mengepaskan pantatnya agar kontol
Om Ihsan dapat masuk ke pantatnya.
Gue bisa liat jelas pantat Om Doni
berada tepat diatas kontol Om Ihsan
yang berdiri tegak dengan buah zakar
yang menggantung besar ditutupi
jembut2 sampai mendekati lubang
pantatnya. Kontol Om Ihsan sepertinya
susah untuk masuk ke pantat Om
Doni. Apa karena ukuranya yg besar.
Tapi Om Doni terus menurunkan
pantatnya. Tampak tangan Om Ihsan
memegangi kedua belah pantat Om
Doni, sambil membantu memperbaiki
posisi. Akhirnya pantat Om Edy sudah
menutupi seluruh batang kontol Om
Ihsan. Seketika kamar itu menjadi
ramai dengan suara-suara dan desahan
serta jeritan kecil dari mulut mereka.
Bahkan suara hentakan tubuh
merekapun terdengar oleh gue. Kini
Om Doni kemabali menaik turunkan
tubuhnya sambil tangan kirinya
meremas-remas kontolnya dan tangan
kanannya meraba-raba dada Om
Ihsan. Teriakan-teriakan kecil terus
terdengar. Mereka meneruskan
aksinyatanpa sadar kalau gue sudah
menyaksikan mereka berdua dari tadi.
Gue yang dari tadi mengintip dari pintu
hanya dapat melihat tubuh Om Doni
dan Om Ihsan dari belakang. Gue
penasaran melihat ekspesi wajah Om
Ihsan. Gue mencoba melebarkan pintu
sedikit sehingga kini agak jelas. Tubuh
mereka bercucuran keringat. Tampak
jelas tubuh Om Doni yang mengkilat
basah oleh keringat disekujur
tubuhnya, bahkan beberapa menetes
ke tubuh Om Ihsan. Gue
memperhatikan Om Ihsan sedang
terpejam sepertinya sangat menikmati
permainan itu. Tak lama setelah
terdengar teriakan panjang dari Om
Ihsan. Gue ngeliat Om Doni segera
mengeluarkan kontol Om Ihsan dari
pantatnya. Terlihat pantat Om Doni
mengeluarkan sperma kental yang
dimuncratkan Om Ihsan saat kontolnya
masih berada di dalam pantat OmDoni.
Sementara kontol Om Ihsan terlihat
mengecil dan masih basah oleh sisa
sperma. Om Ihsan terlihat lemas.
Sementara Om Doni gue liat masih
asyik jilatin sisa sperma di kontol Om
Ihsan. Setelah selesai membersihkan
kontol Om Ihsan, Om Doni terus
mengocok kontolnya sendiri sampai
akhirnya spermanya bermuncratan di
perut dan dada Om Ihsan. Om Doni
tampaknya sangat puas. Dia lalu
meratakan spermanya yang tumpah di
dada dan perut Om Ihsan hingga kini
seluruh tubuh Om Ihsan berlumuran
spermanya Om Doni. Seketika itu Om
Doni langsung menindih dan memeluk
Om Ihsan, mereka berdua berciuman
mesra hingga akhirnya mereka tertidur
sambil berpelukan. Setelah Melihat
kejadian itu gue gak sadar kalau
celana gue sudah basah. Gue langsung
pulang dan menutup pelan2 pintunya
agar mereka berdua tidak terbangun.
Setelah kejadian itu gue terus
kepikiran dan terbayang tentang apa
yang sebenarnya mereka
lakukan.Sampai akhirnya gue tau
sendiri banyak tentang sex, gay, dan
banyak lagi. Kejadian sore itu
membuat aku semakin penasaran
terhadap Om Ihsan dan Om Doni. Tapi
hari-hari berikutnya gue bersikap biasa
saja seperti tak terjadi apa-apa. Gue
masih sering main dirumah Om Ihsan
dan mengintip dia dari loteng. Tak
terasa hampir 1 tahun Om Ihsan tinggal
di sebelah rumahku.
www.ceritagay.uiwap.com
Ternyata dia
memutuskan pindah, karena
pekerjaannya yang mengharuskan dia
pindah. Sementara Om Doni dan 2
orang lain masih tinggal disitu. Tapi
kadang-kadang gue masih sering
beberapa kali melihat Om Ihsan
berkunjung menemui Om Doni, tak
jarang Om Ihsan juga mampir ke
rumah gue hanya sekedar membawa
oleh-oleh karena memang keluarga
gue juga lumayan dekat dengan dia
terutama gue. Sepertinya walaupun
Om Ihsan dan Om Doni sudah tidak
tinggal 1 rumah mereka masih sering
berhubungan. Tiap gue ngeliat Om
Ihsan datang gue selalu
membayangkan apakah mereka
berdua akan melakukanhal yang sama
seperti yang gue liat waktu itu. Sejak
kepindahan Om Ihsan gue sekarang
jadi sering mengintip Om Doni mandi.
Kalau di bandingkan dengan tubuh Om
Ihsan, memang tubuh Om Doni lebih
bagus dan putih, apalagi dadanya juga
ditumbuhi bulu-bulu halus yang tidak
terlalu lebat. Tapi bagaimanapun gue
lebih suka dengan bentuk tubuh Om
Ihsan. Sampai saat ini Gue tetap
merahasiakan hubungan mereka. Dan
mereka pun tidak pernah tau kalau
aku pernh melihat kejadian itu.
Seandainya mereka tahu apakah gue
bisa bergabung dengan mereka? Sejak
itu gue baru tahu ada kehidupan yang
tidak biasa dan itu justru adalah
kenikmatan. Gue masih berharap kalau
gue bisa memiliki tubuh Om Ihsan.
Tags:
Cerita Romantis
Leave a comment