Aku lihat brondong itu di halte Sarinah. Berdegup keras jantungku. Apa
yang harus aku perbuat terhadap brondong itu, setelah sekitar sebulan
kejadian di rumahku. Di halte masih banyak orang, dan dia bersama 2
orang temannya. Sementara hujan rintik-rintik dan waktu sudah
menunjukkan jam 10 malam. Sedangkan aku di situ sendirian. Perang batin
dan logika berkecamuk hebat dalam diriku. Ingin rasanya aku
menghampirinya dan langsung memukul sampai sepuas hatiku. Tapi logikaku
bilang, “Jangan!!” Bagaimana kalau dia dan temen-temennya membalikkan
fakta dengan omongan-omongannya, sementara disitu masih banyak orang dan
disitu daerah preman. Apa bukan kamu sendiri nanti yang hancur
babak-belur??
Dan apa kamu siap mempertaruhkan status-mu demi perkara yang bisa dinilai dengan rupiah?
Menurutku benar juga kata si logika tetapi emosi-ku tidak terima, dia meledak-ledak. Aku mencoba menghubungi kedua temanku via hp. Untuk peneguhan apa yang harus aku lakukan. Tapi sial, kedua temanku hp tidak aktif, dan satunya tidak diangkat-angkat. Di saat perang dalam diriku masih bergejolak hebat, tiba-tiba brondong itu bersama teman-temannya naik bus, dan bus langsung jalan. Dan hujan deras mulai mengguyur. Emosiku seperti kalah telak saat itu. Aku menghisap rokok dalam-dalam untuk menenangkan semua apa yang baru saja terjadi.
Beberapa minggu setelah aku melihat brondong tersebut, aku mencoba menghubungi sms hp 0815…, sekedar iseng dan say hello. Ternyata dibalas sms-ku. Dan menanyakan kenal dimana? aku jawab kenal waktu chating internet. Oooo… dan saat itu aku mulai keep in touch. Sampai semua informasi aku dapatkan. Dari alamat email, sampai alamat rumahnya yang di Bekasi. Serta kegiatannya yang pengangguran. Dan saat-nya aku bisa nge-BOOM dia. Karena dalam keep in touch aku iming-imingi pekerjaan, dan dia percaya itu semua karena memang dia pengangguran. Sudah terbayangkan kepuasan untuk benar-benar menyikat habis dirinya .
Apakah penge-BOOM-an ku terjadi???!! Ternyata tidak… Dengan surutnya waktu, aku berusaha memaafkan dia, walau dia tidak pernah minta maaf. Dan untuk menenangkan itu, aku hapus email-nya serta identitas-identitas lainnya yang berhubungan dengan dia. Semua sudah aku hapus, pus. Hal ini untuk menghindari kalau suatu saat emosiku muncul kembali, aku bisa memadamkan karena toh aku sudah tidak ada jalan untuk melampiaskannya.
*****
FLASH-BACK:
Hari Rabu malam, aku tidak ada acara, dan kebetulan besok aku libur. Hmmmm mau kemana ya… malam panjang ini. Pilihan terlalu sedikit , karena malam Kamis bukan malam istimewa buat sebagian besar orang, kecuali Malam Minggu atahu minimal malam Sabtu. Kebetulan aku saat itu cukup suka clubbing. Akhirnya aku putuskan untuk pergi ke salah satu diskotik. Diskotik yang aku pilih saat itu adalah diskotik yang sangat seru untuk sebagian kaum kita, diskotik ML; Moonlight di daerah Kota. Tentu kesan pertama pergi kesana… betapa kumuhnya diskotik ini. Dan untuk obrolan sesuatu yang merusak imej apabila kita nyebutin sering pergi ke ML :). Tapi memang begitulah keadaannya karena terbilang murah meriah. Di lain pihak banyak orang bourju pergi kesana, minimal pernah sekali kesana. Ya… banyak yang munafik. Disana begitu mudahnya kita bisa dapat pasangan , tapi juga begitu mudahnya kita akan berantem dan mengakhiri masa pacaran karena diskotik ML. Nggak percaya… ?? coba deh. Lho… kok malah promosi?
Akhirnya aku masuk ke diskotik itu sendirian. Melewati lorong remang-remang, disitu sudah banyak orang-orang berdiri di pinggir gang. Saat itu ada acara Semi Final : Play Back nyanyi lagu-lagu dangdut. Wu… seru; ada yang play-back Goyang Dombret. Rasanya luwes-luwes, bahkan yang aslinya malahan kalah. Betapa anehnya dunia ini.
Saat pertunjukan selesai, aku duduk-duduk dan ngobrol dengan kedua teman-ku yang kebetulan ketemu disana. Saat aku ngobrol tiba-tiba di seberang bangku, aku lihat brondong yang alamak super manis, menurutku. Rasanya perpaduan wajah antara Gunawan dan Anjasmara. Wah, betapa membuatku blingsatan. Sampai-sampai temanku heran, ada apa gerangan dengan diriku. Akhirnya ketahuan juga, bahwa aku sedang naksir brondong. Dan salah satu temanku ternyata naksir juga, tapi dia sadar “sesama bus kota dilarang saling mendahului” disamping juga dia sudah punya bf.
Singkat cerita aku sudah kenalan dengan brondong itu yang namanya Andi. Dan dia merajuk manja pingin sekali ikut aku ke rumah, sambil sekali-kali mencium pipiku. Wah pucuk dicinta ulam tiba, pikirku. Tanpa berfikir panjang aku “bungkus” (bawa) brondong itu. Wajahnya yang manis benar-benar membuatku serasa bahagia malam itu. Karena sudah sama-sama capek dan ngantuk, kami berdua siap-siap langsung mau tidur. Dia buka baju dan celananya, demikian juga aku. Tinggal cd saja yang melekat di tubuh kami masing-masing. Kami sambil berpelukan sewaktur tiduran. Dan tangan kami masing-masing saling mengusap dada dan payudara. Aku pandangi wajah Andi… betul-betul membuatku bahagia wajah itu. Aku ciumi bertubi-tubi pipinya, rasanya aku sangat sayang, bukan sekedar nafsu. Pikirku, ini mungkin benar-benar jodohku. Sesuai dengan yang aku idam-idamkan selama ini.
Sementara tangan Andi sudah mulai nakal menuju daerah yang sensitif. Membuat kantukku tertahan… dan desiran jantungku yang bekerja membuat libido-ku bangkit berdiri. Aku tak kuasa menahannya, dan tanganku pun terkena magnit menggerayang bagian vital Andi. Huh, keras, sangat keras punyanya. Akhirnya kami saling membetot barang yang menggemaskan tersebut.
Tak lama kemudian Andi mulai aktif mengisap-isap payudaraku. Nikmat sekali isepannya. Dan gantian mengisap payudara sebelahnya… Cukup lama Andi mengedot kedua payudaraku. Sambil aku sedang membayangkan di-edot oleh Gunawan sang idolaku tersebut. Sungguh fantasiku melayang jauh. Tidak lama kemudian Andi mulai bergerak dari payudara, bibirnya menelusuri pangkal lenganku, dan akhirnya ke daerah ketiak. Ketiakku habis dilumati oleh bibirnya yang tipis merah tersebut. Sungguh pintar sekali ia memainkan bibir dan lidahnya yang lembut dan hangat diantara bulu-bulu ketiakku. Setelah puas dengan satu ketiakku ia pindah ke ketiak yang lainnya. Rasanya lengkap tanpa satu daerah yang terlewati. Bibirnya yang lembut seolah mempunyai kaki menelusuri seluruh tubuhku. Akhirnya sampai di puser, dan menjelajah ke bawah lagi.
Di tempat berdiri tegak batangku, bibir dan lidahnya seolah menari-nari, dan di bawah kepala batangku, ah… pandai benar bibirnya mencumbui. Dan akhirnya tenggelam semua kepala batangku dalam lumatan bibirnya yang seksi itu. Lidahnya tak mau ketinggalan dalam berperan menciptakan gelombang nafsuku. Aku hanya bisa ah ih uh… menikmati betapa gelora nafsuku tersalurkan di sela-sela bibirnya. Aku tidak mau hanya pasif belaka menikmati cumbuannya, kuputar tubuhku untuk berotasi 180 derajat. Sekarang, sambil menikmati kenyutan bibirnya pada penis-ku, aku berbuat sama dengan penis-nya. Kulumat habis batang keras yang putih kemerah-merahan itu. Aku julurkan lidahku untuk menyapu bagain kepala batang. Sambil tetap aku jepit kuat-kuat batang itu dengan bibirku yang basah dan tak lupa aku dorong masuk, dan keluar lagi sampai kepala batangnya mendekati bibir terus aku dorong masuk sedalam-dalamnya, berulang-ulang.
Dia bergelinjang juga menikmati permainanku, yang mungkin aku termasuk sangat expert untuk memilin-milin batang kemaluannya. Bibirku cukup tahu urat-urat mana yang mesti ditekan untuk menimbulkan sensasi. Desahan nafasnya jelas terdengar, walaupun mulutnya sambil mengulum batangku yang tegar berdiri. Tapi tiba-tiba dia mencabut batangnya dari dalam mulutku. Aku tahu dia sudah mau mencapai klimaks. Tetapi pintar juga dia; bisa mengatur permainan seks. Takut klimaksnya akan memperpendek kenikmatan yang masih pingin direngkuhnya lebih lama lagi.
Andi mengambil posisi di atas, dan mulutnya tidak mau jauh dari batangku, dan sekarang batang itu dilepaskan. Dia memandikan seluruh bagian scrotumku dengan lidahnya yang sangat agresif itu. Daerah yang rawan bagiku. Tiba-tiba ia menjilat turun dari bola-ku, dan menjilati bagian antara bola dan lubang anus, wuw… disitu ada sedikit bulu halus… serrr, aduh enaknya. Seluruh syarafku terasa berkumpul disitu. Tak lama kemudian… hah! dia menjilat bibir anusku. Ohhhhh sungguh geli-geli nikmat. Dan bibir itu seolah tahu mana yang harus disapu dengan agresif. Setelah puas dengan bibir anus… sekarang bibir itu menembus dalam anusku. Dia memperlakukan anusku bak mulutku. Ia kecupin dengan lembut dan sambil lidah ia julur-julurkan ke dalam.
Sangat lama dia memanjakan anusku dengan bibir Gunawan yang tipis seksi tersebut. Dan lidah itu tak bosen bosennya bergoyang terus dengan lembutnya. Akhirnya dia menyudahi permainan tersebut, sambil mengambil tas kecilnya untuk mengambil dan memasang kondom.
Sepertinya saya tahu apa keinginannya. Dan aku pasrah saja, toh tadi dia sudah memberikan kepuasan yang sangat amat aku nikmati. Dia mulai mengangkat kakiku. Dan pelan tapi pasti dia mengarahkian rudalnya ke lubang anus yang tadi sudah dia beri kenikmatan. Pelan dan pelan kepala batangnya masuk… setelah itu sedikit-demi sedikit batangnya pun mulai masuk. Rasa nyeri mulai menjalar di lubang anusku. Tapi rasa nyeri itu seolah menghilang, begitu dia meneroboskan batang kemaluannya sambil ia menciumi dan mengenyut payudaraku, sungguh pintar sekali dia dalam menetek. Tak terasa batang itu sudah masuk aku telan dalam anusku. Rasa nyeri itu benar-benar lenyap… Setelah aku lebih nyantai, dia mulai menggenjot pelan-pelan penisnya, keluar-masuk dalam anusku. Dan akselerasinya bertambah seirama dengan bertambah cepat nafsu kita berdua. Cepat dan sangat cepat. Aku sangat menikmati permainan ini. Dan ini baru pertama kalinya aku bisa menikmati seks dengan posisi di-fuck.
Aku raih pantatnya dan aku tarik untuk lebih menekan pantatku. Dia benar-benar seperti sedang menunggang kuda binal. Maju-mundur dengan cepatnya. dan lenguhan mulutku-pun tak kuasa aku tahan. Ah… uh… ah… uh…
Dalam kecepatan maju-mundur penisnya dalam anusku yang sangat cepat dan tidak teratur… aku tak tertahan lagi. Aku kocok penisku kuat-kuat… dan crot, crot… crot… muncrat sepermaku keluar dan dibarengi desahan yang sangat kuat dari Andi… pertanda dia juga keluar dalam waktu yang hampir bersamaan denganku.
Basah dada Andi dengan semburan spermaku yang benar-benar dashyat saat itu. Dan ini really benar-benar pertama kali aku bisa mengeluarkan air maniku dalam kondisi di-fucked. Oh… kesan yang begitu sangat indah.
Setelah kami saling membersihkan badan masing-masing. Aku dan Andi siap-siap tidur… sambil berpelukan. Kita saling puas dalam permainan tadi. Dan aku berkata dalam diriku, untuk menjadikan Andi sebagai boyfriendku. Sudah siap aku untuk mengarungi kehidupan bersama Andi… Dan aku tertidur dengan pulassss dengan ditemani mimpi indahku.
Pagi-pagi kami bangun hampir bersamaan. Aku cium kening Andi untuk mengungkapkan betapa sayangnya aku.
“Bang Andi mau mandi dulu. “
“Ntar, aja bareng ama abang. ” timpa-ku
“Gak, malu , abang setelah Andi aja. “
Akhirnya Andi mandi duluan. Tetapi betapa cepatnya ia mandi.
“Cepat amat mandinya Di. “
“Udah biasa kok, dah gantian abang yang mandi. “
Akhirnya aku mandi juga, masuk ke kamar mandi sambil aku putar kran. Sebelum mandi aku buang air besar. So… cukup lama aku berada di kamar mandi.
Setelah selesai, sambil keluar dari kamar mandi aku sedikit teriak:” Mau sarapan apa Di pagi ini? “
Tidak ada jawaban. Aku cari dia di kamar tidur, tidak ada. Di teras belakang juga tidak ada. Kucari lagi di depan rumah… tidak ada. Aku sedikit curiga. Aku buka lemari pakaianku tempat aku menyimpan handphone. Ooo… My God… Handphone-ku lenyap. Dan jam tangan di atas lemari juga lenyap. Lemas aku dibuatnya. Aku sangat teledor, menaruh kunci diatas lemariku, hal ini aku lakukan agar tidak ada kesan bahwa aku mencurigainya. Ternyata salah!!
Tanpa banyak berfikir lagi, aku lari keluar rumah, aku kejar Andi siapa tahu masih bisa terkejar. Aku naik ojek. Dan menyetop bus arah jurusan Bekasi, arah seperti waktu dia mengenalkan diri. Dengan perasaan marah aku berada di dalam bus yang juga sumpek pagi hari itu. Sampai di daerah Bekasi aku tidak tahu harus berhenti dimana. Akhirnya aku menyadari betapa bodohnya aku. Dengan perasaan sangat marah pada diri sendiri aku pulang, dengan kehilangan beberapa benda yang cukup berharga bagiku. Dan impianku mendapatkan bf Andi, seperti impian yang memuakkan.
E N D
Dan apa kamu siap mempertaruhkan status-mu demi perkara yang bisa dinilai dengan rupiah?
Menurutku benar juga kata si logika tetapi emosi-ku tidak terima, dia meledak-ledak. Aku mencoba menghubungi kedua temanku via hp. Untuk peneguhan apa yang harus aku lakukan. Tapi sial, kedua temanku hp tidak aktif, dan satunya tidak diangkat-angkat. Di saat perang dalam diriku masih bergejolak hebat, tiba-tiba brondong itu bersama teman-temannya naik bus, dan bus langsung jalan. Dan hujan deras mulai mengguyur. Emosiku seperti kalah telak saat itu. Aku menghisap rokok dalam-dalam untuk menenangkan semua apa yang baru saja terjadi.
Beberapa minggu setelah aku melihat brondong tersebut, aku mencoba menghubungi sms hp 0815…, sekedar iseng dan say hello. Ternyata dibalas sms-ku. Dan menanyakan kenal dimana? aku jawab kenal waktu chating internet. Oooo… dan saat itu aku mulai keep in touch. Sampai semua informasi aku dapatkan. Dari alamat email, sampai alamat rumahnya yang di Bekasi. Serta kegiatannya yang pengangguran. Dan saat-nya aku bisa nge-BOOM dia. Karena dalam keep in touch aku iming-imingi pekerjaan, dan dia percaya itu semua karena memang dia pengangguran. Sudah terbayangkan kepuasan untuk benar-benar menyikat habis dirinya .
Apakah penge-BOOM-an ku terjadi???!! Ternyata tidak… Dengan surutnya waktu, aku berusaha memaafkan dia, walau dia tidak pernah minta maaf. Dan untuk menenangkan itu, aku hapus email-nya serta identitas-identitas lainnya yang berhubungan dengan dia. Semua sudah aku hapus, pus. Hal ini untuk menghindari kalau suatu saat emosiku muncul kembali, aku bisa memadamkan karena toh aku sudah tidak ada jalan untuk melampiaskannya.
*****
FLASH-BACK:
Hari Rabu malam, aku tidak ada acara, dan kebetulan besok aku libur. Hmmmm mau kemana ya… malam panjang ini. Pilihan terlalu sedikit , karena malam Kamis bukan malam istimewa buat sebagian besar orang, kecuali Malam Minggu atahu minimal malam Sabtu. Kebetulan aku saat itu cukup suka clubbing. Akhirnya aku putuskan untuk pergi ke salah satu diskotik. Diskotik yang aku pilih saat itu adalah diskotik yang sangat seru untuk sebagian kaum kita, diskotik ML; Moonlight di daerah Kota. Tentu kesan pertama pergi kesana… betapa kumuhnya diskotik ini. Dan untuk obrolan sesuatu yang merusak imej apabila kita nyebutin sering pergi ke ML :). Tapi memang begitulah keadaannya karena terbilang murah meriah. Di lain pihak banyak orang bourju pergi kesana, minimal pernah sekali kesana. Ya… banyak yang munafik. Disana begitu mudahnya kita bisa dapat pasangan , tapi juga begitu mudahnya kita akan berantem dan mengakhiri masa pacaran karena diskotik ML. Nggak percaya… ?? coba deh. Lho… kok malah promosi?
Akhirnya aku masuk ke diskotik itu sendirian. Melewati lorong remang-remang, disitu sudah banyak orang-orang berdiri di pinggir gang. Saat itu ada acara Semi Final : Play Back nyanyi lagu-lagu dangdut. Wu… seru; ada yang play-back Goyang Dombret. Rasanya luwes-luwes, bahkan yang aslinya malahan kalah. Betapa anehnya dunia ini.
Saat pertunjukan selesai, aku duduk-duduk dan ngobrol dengan kedua teman-ku yang kebetulan ketemu disana. Saat aku ngobrol tiba-tiba di seberang bangku, aku lihat brondong yang alamak super manis, menurutku. Rasanya perpaduan wajah antara Gunawan dan Anjasmara. Wah, betapa membuatku blingsatan. Sampai-sampai temanku heran, ada apa gerangan dengan diriku. Akhirnya ketahuan juga, bahwa aku sedang naksir brondong. Dan salah satu temanku ternyata naksir juga, tapi dia sadar “sesama bus kota dilarang saling mendahului” disamping juga dia sudah punya bf.
Singkat cerita aku sudah kenalan dengan brondong itu yang namanya Andi. Dan dia merajuk manja pingin sekali ikut aku ke rumah, sambil sekali-kali mencium pipiku. Wah pucuk dicinta ulam tiba, pikirku. Tanpa berfikir panjang aku “bungkus” (bawa) brondong itu. Wajahnya yang manis benar-benar membuatku serasa bahagia malam itu. Karena sudah sama-sama capek dan ngantuk, kami berdua siap-siap langsung mau tidur. Dia buka baju dan celananya, demikian juga aku. Tinggal cd saja yang melekat di tubuh kami masing-masing. Kami sambil berpelukan sewaktur tiduran. Dan tangan kami masing-masing saling mengusap dada dan payudara. Aku pandangi wajah Andi… betul-betul membuatku bahagia wajah itu. Aku ciumi bertubi-tubi pipinya, rasanya aku sangat sayang, bukan sekedar nafsu. Pikirku, ini mungkin benar-benar jodohku. Sesuai dengan yang aku idam-idamkan selama ini.
Sementara tangan Andi sudah mulai nakal menuju daerah yang sensitif. Membuat kantukku tertahan… dan desiran jantungku yang bekerja membuat libido-ku bangkit berdiri. Aku tak kuasa menahannya, dan tanganku pun terkena magnit menggerayang bagian vital Andi. Huh, keras, sangat keras punyanya. Akhirnya kami saling membetot barang yang menggemaskan tersebut.
Tak lama kemudian Andi mulai aktif mengisap-isap payudaraku. Nikmat sekali isepannya. Dan gantian mengisap payudara sebelahnya… Cukup lama Andi mengedot kedua payudaraku. Sambil aku sedang membayangkan di-edot oleh Gunawan sang idolaku tersebut. Sungguh fantasiku melayang jauh. Tidak lama kemudian Andi mulai bergerak dari payudara, bibirnya menelusuri pangkal lenganku, dan akhirnya ke daerah ketiak. Ketiakku habis dilumati oleh bibirnya yang tipis merah tersebut. Sungguh pintar sekali ia memainkan bibir dan lidahnya yang lembut dan hangat diantara bulu-bulu ketiakku. Setelah puas dengan satu ketiakku ia pindah ke ketiak yang lainnya. Rasanya lengkap tanpa satu daerah yang terlewati. Bibirnya yang lembut seolah mempunyai kaki menelusuri seluruh tubuhku. Akhirnya sampai di puser, dan menjelajah ke bawah lagi.
Di tempat berdiri tegak batangku, bibir dan lidahnya seolah menari-nari, dan di bawah kepala batangku, ah… pandai benar bibirnya mencumbui. Dan akhirnya tenggelam semua kepala batangku dalam lumatan bibirnya yang seksi itu. Lidahnya tak mau ketinggalan dalam berperan menciptakan gelombang nafsuku. Aku hanya bisa ah ih uh… menikmati betapa gelora nafsuku tersalurkan di sela-sela bibirnya. Aku tidak mau hanya pasif belaka menikmati cumbuannya, kuputar tubuhku untuk berotasi 180 derajat. Sekarang, sambil menikmati kenyutan bibirnya pada penis-ku, aku berbuat sama dengan penis-nya. Kulumat habis batang keras yang putih kemerah-merahan itu. Aku julurkan lidahku untuk menyapu bagain kepala batang. Sambil tetap aku jepit kuat-kuat batang itu dengan bibirku yang basah dan tak lupa aku dorong masuk, dan keluar lagi sampai kepala batangnya mendekati bibir terus aku dorong masuk sedalam-dalamnya, berulang-ulang.
Dia bergelinjang juga menikmati permainanku, yang mungkin aku termasuk sangat expert untuk memilin-milin batang kemaluannya. Bibirku cukup tahu urat-urat mana yang mesti ditekan untuk menimbulkan sensasi. Desahan nafasnya jelas terdengar, walaupun mulutnya sambil mengulum batangku yang tegar berdiri. Tapi tiba-tiba dia mencabut batangnya dari dalam mulutku. Aku tahu dia sudah mau mencapai klimaks. Tetapi pintar juga dia; bisa mengatur permainan seks. Takut klimaksnya akan memperpendek kenikmatan yang masih pingin direngkuhnya lebih lama lagi.
Andi mengambil posisi di atas, dan mulutnya tidak mau jauh dari batangku, dan sekarang batang itu dilepaskan. Dia memandikan seluruh bagian scrotumku dengan lidahnya yang sangat agresif itu. Daerah yang rawan bagiku. Tiba-tiba ia menjilat turun dari bola-ku, dan menjilati bagian antara bola dan lubang anus, wuw… disitu ada sedikit bulu halus… serrr, aduh enaknya. Seluruh syarafku terasa berkumpul disitu. Tak lama kemudian… hah! dia menjilat bibir anusku. Ohhhhh sungguh geli-geli nikmat. Dan bibir itu seolah tahu mana yang harus disapu dengan agresif. Setelah puas dengan bibir anus… sekarang bibir itu menembus dalam anusku. Dia memperlakukan anusku bak mulutku. Ia kecupin dengan lembut dan sambil lidah ia julur-julurkan ke dalam.
Sangat lama dia memanjakan anusku dengan bibir Gunawan yang tipis seksi tersebut. Dan lidah itu tak bosen bosennya bergoyang terus dengan lembutnya. Akhirnya dia menyudahi permainan tersebut, sambil mengambil tas kecilnya untuk mengambil dan memasang kondom.
Sepertinya saya tahu apa keinginannya. Dan aku pasrah saja, toh tadi dia sudah memberikan kepuasan yang sangat amat aku nikmati. Dia mulai mengangkat kakiku. Dan pelan tapi pasti dia mengarahkian rudalnya ke lubang anus yang tadi sudah dia beri kenikmatan. Pelan dan pelan kepala batangnya masuk… setelah itu sedikit-demi sedikit batangnya pun mulai masuk. Rasa nyeri mulai menjalar di lubang anusku. Tapi rasa nyeri itu seolah menghilang, begitu dia meneroboskan batang kemaluannya sambil ia menciumi dan mengenyut payudaraku, sungguh pintar sekali dia dalam menetek. Tak terasa batang itu sudah masuk aku telan dalam anusku. Rasa nyeri itu benar-benar lenyap… Setelah aku lebih nyantai, dia mulai menggenjot pelan-pelan penisnya, keluar-masuk dalam anusku. Dan akselerasinya bertambah seirama dengan bertambah cepat nafsu kita berdua. Cepat dan sangat cepat. Aku sangat menikmati permainan ini. Dan ini baru pertama kalinya aku bisa menikmati seks dengan posisi di-fuck.
Aku raih pantatnya dan aku tarik untuk lebih menekan pantatku. Dia benar-benar seperti sedang menunggang kuda binal. Maju-mundur dengan cepatnya. dan lenguhan mulutku-pun tak kuasa aku tahan. Ah… uh… ah… uh…
Dalam kecepatan maju-mundur penisnya dalam anusku yang sangat cepat dan tidak teratur… aku tak tertahan lagi. Aku kocok penisku kuat-kuat… dan crot, crot… crot… muncrat sepermaku keluar dan dibarengi desahan yang sangat kuat dari Andi… pertanda dia juga keluar dalam waktu yang hampir bersamaan denganku.
Basah dada Andi dengan semburan spermaku yang benar-benar dashyat saat itu. Dan ini really benar-benar pertama kali aku bisa mengeluarkan air maniku dalam kondisi di-fucked. Oh… kesan yang begitu sangat indah.
Setelah kami saling membersihkan badan masing-masing. Aku dan Andi siap-siap tidur… sambil berpelukan. Kita saling puas dalam permainan tadi. Dan aku berkata dalam diriku, untuk menjadikan Andi sebagai boyfriendku. Sudah siap aku untuk mengarungi kehidupan bersama Andi… Dan aku tertidur dengan pulassss dengan ditemani mimpi indahku.
Pagi-pagi kami bangun hampir bersamaan. Aku cium kening Andi untuk mengungkapkan betapa sayangnya aku.
“Bang Andi mau mandi dulu. “
“Ntar, aja bareng ama abang. ” timpa-ku
“Gak, malu , abang setelah Andi aja. “
Akhirnya Andi mandi duluan. Tetapi betapa cepatnya ia mandi.
“Cepat amat mandinya Di. “
“Udah biasa kok, dah gantian abang yang mandi. “
Akhirnya aku mandi juga, masuk ke kamar mandi sambil aku putar kran. Sebelum mandi aku buang air besar. So… cukup lama aku berada di kamar mandi.
Setelah selesai, sambil keluar dari kamar mandi aku sedikit teriak:” Mau sarapan apa Di pagi ini? “
Tidak ada jawaban. Aku cari dia di kamar tidur, tidak ada. Di teras belakang juga tidak ada. Kucari lagi di depan rumah… tidak ada. Aku sedikit curiga. Aku buka lemari pakaianku tempat aku menyimpan handphone. Ooo… My God… Handphone-ku lenyap. Dan jam tangan di atas lemari juga lenyap. Lemas aku dibuatnya. Aku sangat teledor, menaruh kunci diatas lemariku, hal ini aku lakukan agar tidak ada kesan bahwa aku mencurigainya. Ternyata salah!!
Tanpa banyak berfikir lagi, aku lari keluar rumah, aku kejar Andi siapa tahu masih bisa terkejar. Aku naik ojek. Dan menyetop bus arah jurusan Bekasi, arah seperti waktu dia mengenalkan diri. Dengan perasaan marah aku berada di dalam bus yang juga sumpek pagi hari itu. Sampai di daerah Bekasi aku tidak tahu harus berhenti dimana. Akhirnya aku menyadari betapa bodohnya aku. Dengan perasaan sangat marah pada diri sendiri aku pulang, dengan kehilangan beberapa benda yang cukup berharga bagiku. Dan impianku mendapatkan bf Andi, seperti impian yang memuakkan.
E N D
Tags:
Cerita Gay
Leave a comment