Home » , , » Kisah dengan Abang Firman

Kisah dengan Abang Firman



Dear Pembaca,
Pertama, perkenalkan nama saya Felix, saya adalah seorang Indonesian Chinese yang saat kejadian berlangsung sedang menyelesaikan kuliah saya di salah satu universitas swasta di Jakarta barat. Kejadian ini adalah kejadian nyata yang benar benar terjadi dalam kehidupan saya. Saat itu saya tinggal di sebuah rumah milik paman saya di daerah Daan Mogot. Saya menempati rumah itu sendirian karena sebenarnya rumah itu adalah rumah tua yang sudah tak berpenghuni selama tiga tahun sejak paman saya membelinya untuk anaknya. Namun, anaknya lebih memilih tinggal di ruko daripada rumah itu. Jadilah saya yang menempati rumah kosong itu. Banyak kejadian seru yang terjadi selama saya menempati rumah itu sendirian selama hampir 4 tahun. Salah satunya adalah cerita berikut ini :
Pagi itu saya bangun kesiangan seperti biasa. Saya langsung bangun terperanjat dari tempat tidur, menyambar handuk dan langsung menuju kamar mandi untuk melakukan ritual pagi. Tergesa gesa saya memakai kaos dan celana sambil memanasi mesin motor saya. Dua puluh menit kemudian saya telah siap dan sedang mengunci pintu gerbang rumah lalu sambil bergegas memacu motor saya menuju kampus. Baru beberapa meter saya memacu motor dari rumah saya, saya berpapasan dengan sesosok tubuh tegap padat berisi dengan baju kaos ketat warna biru dengan lengan tiga perempat sedang mendorong gerobak air isi ulang. Wow, pagi yang indah. Saya segera men-scan sosok itu dari atas ke bawah hingga atas lagi. Phiuuhh.. saya menahan nafas. Rambut cepak disisir rapi namun tidak klimis member kesan macho yang sungguh natural, wajah coklat dengan sedikit jerawat lengkap dengan tulang pipi dan rahang a la Caucasian (bule), badan tegap padat berisi dibungkus kaos ketat warna biru dan celana jeans biru, sedang mendorong gerobak air mineral isi ulang. Wow… jantung saya berdetak keras dan terasa sulit untuk melupakan sosok hot itu. Peristiwa beberapa detik pagi itu sungguh berkesan dan sulit untuk dilupakan.
Sejak saat itu saya selalu memperhatikan jalan depan rumah saya. Jalan depan rumah adalah jalan strategis karena rumah saya terletak di tusuk sate dimana menghubungkan jalan utama dengan jalan jalan yang lebih kecil. Hmmm… pikiran mesum saya mulai berputar. Di kompleks saya kan Cuma ada tiga toko yang menjual air isi ulang mineral itu. Pasti abang itu bekerja di salah satunya. Tidak sulit untuk mencarinya. Lalu, suatu sore sepulang dari kuliah sekitar jam 3 an, saya iseng untuk mencari tau abang itu. Lalu saya mulai browse dari toko air mineral yang paling dekat dengan rumah saya, yaitu yang ada di ujung jalan depan rumah. Mata saya mulai berkeliling mencari sosok idaman itu. Hihihi… ternyata abang itu sedang duduk duduk nyantai di depan toko itu. Mungkin sedang gak ada kerjaan kali ya, soalnya siang2 gini kan orang2 kompleks lagi pada kerja ato tidur siang, siapa juga yang bakal mesen air mineral jam segini? Lalu pikiran yang didorong nafsu saya mulai bereaksi, saya berlagak nanya ini itu, “jual air isi ulang yah mas?” tanyaku memulai pembicaraan. “iya” jawab abang itu sambil duduk nyantai dan mengangkat kaos ketatnya (kali ini warna ijo gelap) sampai sebatas dada bawah putting mempertontonkan otot perutnya yang tidak six pack tapi padat dan rata. “boleh ambil galon kosong sekarang ke rumah saya?” pancingku. “boleh, dimana?” balasnya. “B2 nomor 14” jawabku singkat. Lalu dia segera menurunkan kaosnya ke posisi normal yang memindahkan perhatianku sejak awal sambil segera mengambil sepedanya. Sepeda engkol yang bagian belakangnya telah dimodif sehingga dapat muat tiga galon. Dua di sisi kiri dan kanan, satu diatas kursi belakang.
Saya segera berlari pulang untuk menyiapkan galon yang akan diambilnya. Lalu tak lama, abang itu sudah menunggu di depan rumah saya untuk mengambil galon kosong dan kembali ke tokonya untuk menukar dengan yang telah terisi. Lima belas menit menunggunya merupakan saat saat yang paling mendebarkan karena ini kali pertama saya bertindak senakal ini. Saat itu, saya belum pernah mengenal sex dengan siapapun kecuali dengan tangan saya (onani maksudnya). Apalagi dengan seorang laki laki dewasa. Sejauh yang pernah saya lakukan hanyalah mengintip supir supir truk mandi di belakang rumah. Itu saja. Gak pernah sampai sejauh mengundang mereka masuk kamar atau rumah saya untuk ber-having sex. Dag dig dug…. Ooohh… apa yang harus saya lakukan? Pertanyaan itu berkali kali muncul dalam pikiran. “AIR!!!!!!!!!!!” teriakan dari depan pagar setengah mengagetkanku. Itu dia! Lalu saya membukakan pintu pagar dan menyilakan dia menurunkan galon yang terisi dan meletakkannya di teras rumah. Wow, badan yang bagus, pikirku dalam hati sambil mataku tak pernah lepas dari tubuh padat berisi miliknya.
“ini taro dimana?” tanyanya. “situ aja bang gak apa apa kok” jawabku. Lalu ia meletakkan galon itu di teras persis depan pintu masuk ruang tamuku. Lalu saya bergegas mengambil uang dua puluh ribuan dan memberikannya. “wah, gak ada kembaliannya” katanya. “emang brapa bang?” “lima ribu doang kok, ga ada duit kecil aja? Jawabnya. “yah, gak ada” balasku. Lalu kami terdiam sejenak sambil memperhatikan masing masing. “tapi abang boleh ambil semua kembaliannya kok” ucapku memberanikan diri. “hah? Maksudnya” tanyanya tak kalah terkejut. “iya, abang boleh ambil kembaliannya semua, tapi ada satu syaratnya” balasku. “apa syaratnya?” tanyanya sambil mengangkat kaos ketat ijo gelapnya sebatas dada memperlihatkan otot perut dan pinggangnya yang sungguh sexy karena mengkilat kena matahari dan basah karena keringat. Hari itu memang sungguh panas dan berdebu. Mmm… membuatku sungguh terangsang melihat perut dan pinggangnya yang sangat sexy itu. “syaratnya, abang buka semua baju biar saya bisa liat abang bugil” jawabku sambil memberanikan tanganku memegang perut dan pinggangnya yang basah itu. Sejenak dia tersenyum, “wah, maaf saya ga bisa kalo gitu, biar saya balik ke toko dulu yah buat ambil kembaliannya” “apa susahnya sih bang? Kan tinggal buka doang, sekarang aja udah dibuka setengah tuh” jawabku agak memaksanya. “ga bisa, soalnya saya pake jimat yang ngelarang gituan” “ohh... emang mo gituan kaya gimana?” jawabku. “kan ga sampe gitu gituan, Cuma liat liatan aja kok, sama aja kaya abang lagi mandi ato tuker baju kan?” “ yah tetep ga bisa” jawabnya gigih. “ya udah kalo ga bisa” pasrah jawabku. Akhirnya ia mengambil uang dua puluh ribuan ku dan kembali ke tokonya untuk mengambil kembalian. Lalu lima menit kemudian, ia kembali lagi dan menyerahkan kembaliannya kepadaku dari balik pagar diatas sepedanya. Huh, hari itu aku terpaksa menuntaskan nafsuku dengan coli sendiri deh. Gagal semua!
Sejak saat itu aku malu sekali jika bertemu dengannya. Maka saya selalu menghindar darinya sebisa mungkin. Apa kata dia? Dia tau kalo aku gay. Gimana kalo dia nyebarin peristiwa itu ke teman temannya? Gimana kalo sampe tetanggaku tau? Pikiran jelek itu terus menyerangku. Sejak saat itu aku selalu beli air dari tempat lain dan tidak pernah beli di tempat dimana ia bekerja lagi.
Tapi takdir menentukan lain, suatu siang aku pulang dari kampus naik motor kehujanan. Saat itu jam 2an namun cuaca sangat mendung dan hujan lebat sekali. Sampai di rumah aku langsung menggigil karena air hujan itu membasahi tubuhku hingga ke lapisan celana dalamku. Aku langsung melepas kaosku dan celana dalamku hingga bugil. Dingin sekali. Lalu, saat aku hendak menaruh celana jeansku yang basah di tali jemuran depan kompresor AC depan teras rumahku, sekilas aku melihat abang itu dengan sepedanya. Kali ini ia pake singlet putih doang!!!!!!!!!!!!! Oh my God, he’s so sexy!!!! Singlet putihnya kontras sekali dengan kulit coklatnya. Badannya yang hot itu basah oleh hujan sehingga singlet putihnya itu menjiplak seluruh tubuhnya dengan jelas sekali. Oh my God!!!! Aku jadi horny banget. Lalu, aku ambil telpon dan menelpon toko tempatnya bekerja untuk memesan air. Galonku masih ada satu yang terisi sebenarnya, jadi hari itu aku hanya pesan satu galon untuk diambilnya. Tak lama, “AIR!!!!!” teriakan itu mengagetkanku. Itu dia! Aku bergegas menyambar celana jeansku untuk menutupi kebugilanku lalu membukakan pintu dan memberikan galon kosong kepadanya. Senyuman kecil menghiasi bibir tipisnya. Ooooohhhhhhhh….. gila!!! Sexy banget!!!!!!!! Lalu dia cepat cepat mengambil galonku dan kembali ke tokonya. Aku harus bisa megang badannya!! Itu yang jadi tujuanku saat itu. Tapi caranya gimana yah? Aku putar otak. Hmm.. belaga baik nawarin minuman hangat trus masukin obat perangsang? Ato belaga nawarin dia istirahat dulu sambil nunggu ujan berenti trus setelin film bokep? Ato nawarin dia duit lagi buat langsung ML denganku? “AIR!!!!!!!!!” ahhh itu dia!!
Segera kubukakan pintu pagar rumahku dan mempersilakannya masuk. Jantungku berdegup keras sekali. Sekujur tubuhku jadi panas mendidih, tapi tangan dan kakiku dingin sekali. Aku sengaja hanya memakai jeans basahku tanpa CD, tanpa baju menutupi badan atletis ku yang putih mulus. Pikirku mesum saat itu, siapa tau aja dia bakal terangsang ngeliat tubuhku yang putih mulus ini. Dia menaruh galonku di teras lalu memberikan bon kepadaku. Aku memberikan uang plus tips ala kadar kepadanya. “makasih” jawabnya singkat. Lalu segera kembali ke sepedanya yang terguyur hujan di pinggir jalan depan pagar rumahku. Aku begitu mau memilikinya namun mengingat kejadian terakhir itu aku jadi mengurungkan niatku lagi. Ya sudahlah, tar gue ngocok sendiri aja abis liat badan bagus itu dari deket. Gumamku dalam hati. Pas di bibir pagar, saat aku telah memegang pintu untuk menguncinya kembali, tiba tiba ia berhenti melangkah dan diam sejenak. “baru pulang yah? Tanyanya ramah. “iya” jawabku memecah grogi ku. “nih kebasahan makanya” jawabku lagi sambil memperlihatkan tubuh putih mulus cina ku yang agak basah dan panas dingin yang Cuma ditutupi oleh celana jeans basah pula. “ soal waktu itu, masih mau? “ tanyanya.
PYARRRRRRRRRR!!!!!!!!! Seperti disambar petir rasanya. “tapi katanya abang ga bisa karena pake jimat?” tanyaku polos. “oh, jimat itu udah dilepas sekarang” balasnya. YESSSSSSSSS!!!!!!!! Dalam hati ku meloncat kegirangan. Lampu hijau nih, pikirku. “boleh sih bang” “brapa duit? Saya lagi ga ada duit” balasku. “lima puluh sampe ngecrot” jawabnya. “dua lima deh sekali ngecrot, ga lama kok bang” pintaku. “ tiga puluh deh setengah jam” jawabnya lagi. “ok, deal. Masukin sepedanya dulu ya bang” tutupku. Lalu aku bukakan pintu pagar yang lebar dan membantunya memasukkan sepedanya ke terasku yang terlindungi hujan dan panas karena ada pergola. Aku kunci pintu pagar dan segera masuk menyusulnya ke ruang tamu. Segera ku tutup pintu ruang tamu itu dan kukunci dari dalam juga.
Abang itu berdiri tepat di tengah ruang tamu sambil menjulurkan tangannya “Firman” katanya singkat. “Felix” jawabku sambil menyambut tangannya. Lalu ia duduk di sofa sambil langsung terlentang santai. Pasrah untuk aku apakan saja. Melihat itu, aku langsung beraksi, menciumi wajahnya yang kuidamkan itu sampai wajahnya basah oleh ludah dan sedotanku. Lalu aku berpindah ke tubuh padat nya yang berisi yang telah menghiasi mimpi mesumku sejak pertama kali ketemu. Aku buka kaos ketatnya dan badannya yang padat berisi sexy itu tergeletak di depanku untuk sebebasnya aku apakan saja. Putting coklatnya yang menggairahkan itu selalu tegak berdiri menantang untuk disedot. Ahh.. putting itu jadi milikku juga akhirnya. Aku sedot, aku jilati dada bidangnya yang coklat, penuh otot dan keras itu. Aku jilati ketiaknya yang ditumbuhi bulu2 ketiak yang tidak terlalu banyak namun tersusun rapi. Aku peluk, aku putar badannya, aku ciumi hingga puas, aku gigit otot bisep dan trisepnya yang besar proporsional dan keras itu, aku ciumi lengannya yang ditumbuhi bulu halus dan berotot itu, aku gigit punggungnya yang terpahat sempurna, aku aaaaaaaaaarrrrrghhhhhhhhhhhhhh…. Hot banget sih kamu!
Puas bermain di bagian atas tubuhnya, aku pindah ke perutnya yang menggodaku tadi, aku jilati perut rata nya yang keras, aku putar lidah ku di sekitar bulu halus antara pusar dan jembutnya. Aku pelorotkan celana jeans nya. Sekarang yang tersisa hanya segundukan daging lemas di tutup oleh celana dalam bercorak loreng army. Aku ciumi dari luar, aku basahi celana loreng itu. Ternyata dia bukan gay yah? Kok masih lemas kontolnya? Pikirku dalam hati. Tak sabar segera ku lepaskan daging terbungkus itu dari sarangnya. Hmmm… aku berhenti sebentar untuk memperhatikan kontol pertama dalam hidupku. Tidak terlalu besar, sekitar 10cm panjang dan 5cm diameter. Disunat ketat dengan garis sunat memisahkan bagian bawah berwarna coklat dan atas berwarna coklat krem muda hampir putih. Kontol coklat berujung putih itu aku sedot, aku jilati hingga makin lama makin membesar hingga sekitar 17cm dan 5cm diameternya. Hmmm… sedikit demi sedikit mulai keluar precum cairan semen membasahi ujung kontol itu. Asin legit rasanya! Aku sedot terus tuh kontol coklat, aku jilati, aku sedot kencang kencang sampai kempot pipiku. Ahhh… begini rasanya menjilati kontol yah? Nikmat banget, bikin ketagihan.
Pelan pelan Firman mulai mendesis keenakan dan melebarkan bukaan selangkangannya, mendorong kepalaku masuk lebih dalam lagi ke sela sela selangkangannya. “Aaahhhh uhhhhh teruss teruusss enakkk” racaunya. Maju mundur kepalaku menyedot kontolnya. Kulihat sepintas wajahnya merem melek keenakan sambil menggigit gigit kecil bibirnya. Aku isap kontolnya sambil jari jari kiriku memainkan putingnya dan jari kananku memainkan lobang boolnya. Hmmm… pantatnya juga keras terbentuk sempurna. Menantang untuk dientot juga. Kontolnya sudah cenat cenut untuk mengeluarkan isinya. Segera kulepas jeansku dan mengocok kontolku sendiri sambil berjongkok di depan kontol Firman. “ahhhhh ahhhhh ahhhh…. Gue keluar nih… ahhh ahhhhhhhhhhhhhhhhh”. Firman tak kuasa menahan nafsunya yang meletupkan pejuhnya ke mukaku. Terus kuisep dan kusedot kontol Firman hingga pejuhnya banyak muncrat ke mukaku. CROOOTTTTTTT CROOOOOOOOOTTTTT CROOOOOOOOOOOOOOTTTTTTTTTTT. Banyak sekali pejuhnya, kujilati semua. Hmmm…. Pejuh yang masih segar, baru keluar dari pabriknya. Hangat, gurih.
Firman tergeletak lemas lunglai sambil tetap di posisi terlentang diatas sofa. Sedang aku beranjak menduduki badannya yang padat berotot itu. Aku kocok kontol panjang kurusku sampai cepat dan kugesekkan kontolku dengan kontolnya. Kadang kontolnya ku selipkan di antara lobang pantatku dan kugesek gesekkan dengan kulit silitku. Lalu kontolku kupukul pukul ke dada bidang berototnya yang padat berisi itu. Ooohhhh, Firman, sungguh sexy. Keringat mulai membasahi kami. Kontolku terus kukocok di atas dadanya yang sekarang telah basah oleh keringat. Tubuhku yang juga basah keringat menduduki paha Firman yang juga basah keringatnya sendiri. HOT sekali. Akhirnya aku gak tahan lagi oleh rangsangan kontol Firman di lobang pantatku. “Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh………….. Bang, aku keluar!!!!!! Aaaaaaaahhhhhhhh” badanku terguncang hebat dan mengecrotkan maniku di dada Firman yang basah oleh keringat tercampur pejuhku. “ahhh ahhh ahhh…” nafasku habis, tersengal sengal. Tangan Firman yang berotot itu memeluk ku dari depan, dada kami bertemu sekarang basah semua. Lengket oleh keringat dan pejuh bercampur baru. Bau badan kami bersatu. Perut kami saling bergesekan. Kontol kami saling menumpuk. Tubuhku terkulai lemas terduduk diatas paha Firman yang terlentang diatas sofa ruang tamuku.
Hujan telah berhenti, kami telah selesai mencuci bersih semua hasil perbuatan mesum kami. Firman kuselipkan uang tiga puluh ribu dan bergegas kembali kerja. Kata terakhirnya hari itu “ jangan kasi tau siapa siapa yah?! “ sambil mengedipkan mata kirinya dan memacu sepeda engkolnya...
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

One Response to this post

  1. Anonim on 20 Desember 2015 pukul 21.47

    Lagi dong

Leave a comment